loading...

Asap dalam Ritual Yadnya

Asap dalam Ritual Yadnya, lebih dari satu bulan ini negara kita khususnya dibelahan barat setiap hari dikerubungi asap karena terbakarnya hutan dan lahan (gambut). Asap mengakibatkan banyak masalah diantaranya : adanya protes dari negara tetangga, sakitnya beberapa satwa, bahkan meninggalnya beberapa orang, penerbangan sempat terganggu, sekolah ada yang sampai libur.

Asap bagaikan air. Tatkala jumlahnya cukup, air akan menjadi teman, namun tatkala berlebihan akan menjadi musuh. Air bening sejuk menimbulkan rasa haus, begitu pula asap yang berbau wangi akan membawa pikiran melayang merasuk alam keindahan.


Asap dalam ritual yadnya di Bali sering disertakan dalam upacara. Masyarakat memuja dan memuliakan panca maha bhuta (akasa, teja, bayu, apah,pertiwi) itu sudah jelas. Bila semuanya berwujud seperti apah dan pertiwi, itu mudah saja dipuja. Namun bila bayu/angin ini susah diwujudkan atau dilihat. Dengan pasti angin/bayu dapat dilihat adalah bila ada asapyang dihembus. Ke utara arah asap itu berarti arah angin kearah utara. Sehingga dalam pemujaan untuk memvisualisasi bayu perlu adanya asap. Pemujaan oleh sulinggihpun lengkap tidak hanya dipa (api) tetapi juga dupa yang menghasilkan asap. Dari dupa dan dipa ini masing-masing berbeda yang dipuja. Api dipuja tejanya, dupa lebih dipuja bayunya.

Segala sesuatu yang berlebihan atau tidak seimbang dalam alam dan dalam tubuh seseorang akan mengakibatkan disharmoni. Kebanyakan air tubuh akan mengekskresikannya (mengeluarkan) keginjal atau ke kulit berupa keringat. Kebanyakan panas, tubuh akan menguapkannya juga ke kulit dan pernafasan. Kelebihan angin, tubuh akan mengeluarkannya lewat sendawa atau lewat lubang angin (flatus/ngampru).

Asap sering juga dimanfaatkan untuk mentransfer aroma yang dikenal dengan terapi aroma berfungsi menenangkan fikiran bila tercium bau wangi semerbak. Oleh karenanya, dalam ritual yang dilakukan dalam pelaksanaan agni gotra, bau-bauan senantiasa di munculkan dengan memasukan bahan-bahan berbau wangi kedalam api yadnya. Untuk hal serupa di Bali pada setiap yadnya selalu kita jumpai ada petugas yang membuat tirtha. Caranya agar tirtha itu enak dimunum dan enak dicium, pembuatan tirtha banyak memanfaatkan asap yang di buat sedemikian rupa dengan menggunakan bahan-bahan seperti kemenyan, tulang mimi (onem), cendana, gula pasir dan beberapa variasi lainnya. Semuanya betujuan menimbulkan bau semerbak dengan pengasapan tentunya.

Asap dupa ketika seorang memuja Ida Shang Hyang Widi Wasa mirip dengan alunan perasaan pemujanya. Asap dupa seolah mewakili perasaan pemujanya, menghantarkan maksud dan tujuan ngaturang sembah (sembahyang). Asap akan membentuk kata-kata tersendiri ketika kata-kata si pemujanya sudah habis, tiada kata lagi yang bisa terungkap dari lidah, maka asap dupa diyakini menjadi sarana penghantar sambung rasa antara pemujanya dengan yang dipuja. Maka tidak heran bilamana dupa yang dipakai dipilih yang baunya bisa merasuk kedalam hidung., terus kepusat saraf oleh saraf olfactorius menuju kortek di dalam otak yang menjadikan saraf otak merasa sejuk. Kesejukan alam saraf ini diperlukan karena semua pusat pengendalian sistem tubuh berpusat di kortek dan batang otak. Ketika otak sudah damai, tatkala itu pula mulainya kedamaian pada alam spirit manusia yang pada akhirnya menjelma menjadi kedamaian dalam alam raga (sthula sarira). Kesehatan mulai dari alam spirit menuju alam badan. Bila badan ini sudah merasa sehat denga spirit yang sehat, disanalah dikatakan telah terjadi sehat yang walafiat. Sehat jasmani dan sehat rohani adalah tujuan koko dalam hidup ini. Apa-apa yang dikerjakan bila tubuh tidak sehat akan terjadi saja kekurangan. Oleh karena itu hidup sehat diperlukan dalam suasana asap mengerubungi alam, mari hindarkan pengasapan yang tidak menyehatkan, buatlah asap yang bisa mententramkan terlebih lagi asap ritual.

Asap Alam
Asap Panca Maha Buta
Asap Bayu
Asap Tubuh
Asap Kesehatan
Arah asap

0 Response to "Asap dalam Ritual Yadnya"