Diceritrakan bahwa kurawa akan melaksanakan upacara aswameda ( korban kuda), pada saat itu para penggawa kurawa sedang berbincang-bincang akan melaksanakan upacara besar dan utama yang tidak ada bisa menyaingi upacara aswameda tersebut, disaat berbincang datang seekor tikus berbulu emas, menimpali obrolan tersebut, tikus itu mengatakan kalian jangan bangga dengan upacara tersebut, nanti akan ada upacara yang lebih utama dari upacara Aswameda tersebut, lahirlah para punggawa mendengar obrolan tikus tersebut, dan tikus itu bercerita ada dua orang Brahmana yang sangat miskin kehidupannya hanya mencari sisa-sisa panen, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, pada suatu ketika kedua brahmana ini tidak beruntung tidak banyak dapat sisa panen hanya sedikit, walaupun demikian dia tidak pernah mengeluh, dengan senang hati dia olah sisa panen tersebut dijadikan tepung, kemudian dijadikan bubur itulah yang dibagi berdua untuk dimakan, tapi sebelum sempat dimakan, datanglah brahmana miskin yang menyatakan dirinya sedang sakit minta bubur sasak tadi untuk dimakan, brahmana yang ngaku sakit sesungguhnya adalah siwa menyamar menjadi brahmana miskin untuk menguji dua brahmana tersebut, tanpa pikir panjang dengan penuh keikhlasan kedua brahmana tersebut memberikan bubur itu semuanya kepada brahmana yang sakit tadi, akhirnya brahmana sakit itu sembuh dan menghilang sambil bersabda, hai kamu kedua brahmana kamilah yang berhak menempati swargaloka karena kamu sudah mampu menjalankan kewajibanmu dengan baik dan telah memberikan bubur itu kepada saya, saya adalah Siwa bersabda.
Menyimak cerita tersebut diatas, yajna yang kita lakukan, sesuatu yang kita berikan kepada orang lain bukan karena besar dan kecilnya, tetapi asal dilandasi dengan penuh keikhlasan tanpa mengharapkan balasan itulah yajna utama.
Maka ada 7 syarat yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan yajna adalah :
- Sradha artinya harus ada keyakinan ketika yajna atau pemberian kepada orang lain dilakukan dengan penuh keikhlasan maka alan dapat mengantarkan seseorang untuk mencapai kesempurnaan atau swargaloka dan sebaliknya kalau penuh pengharapan akan mengantarkan seseorang kedalam neraka.
- Lascaria, semua bentuk yajna atau pemberian kepada orang lain dilandasi dengan keikhlasan bukan karena besar dan kecilnya.
- Sastra, pelaksanaannya harus mengacu pada sastra.
- Mantra/Gita, diiringi dengan mantra dan kidung.
- Daksina, memberikan Rsi yajna, kalau tidak semua pahala Yajna akan didapat oleh pelaksana yajna atau peliput karya.
- Mahadewa, ada jamuan yang sifatnya tidak memaksa, disesuaikan dengan kemampuan.
- Sasmita, tidak dilakukan semata-mata bertujuan untuk pamer, untuk mencari sensasi.
Demikian konsep yajna untuk dijadikan renungan supaya hidup ini juga bermakna. Semoga bermanfaat.
0 Response to "YAJNA MENURUT MAHABARATA"
Post a Comment