Manusia menurut Weda, Ida Shang Hyang Widi Wasa tidak hanya menciptakan alam semesta sesuai rasa seni ilahi-Nya dan membuat ciptaan itu berguna, tetapi beliau juga menciptakan manusia sebagai makhluk yang memiliki keberadaan dan perkembangan tertinggi dan standar etika yang juga tinggi. Diantara makhluk ciptaan Ida Shang Hyang Widi Wasa, manusia merupakan makhluk yang paling istimewa seperti dinyatana dalam kitab Sarasamuscaya, sebagai berikuut :
"Iyam hi yonih prathama yam prapya jagatipat, atmanam cakyate tratum karmabhih cubhalaksanaih"
(Sarasamuscaya, Sloka 4)
Apan iking dadi wwang, uttama juga ya, nimittaning mangkana, wenang ya tunulung awaknya sangkeng sangsara, makasadhanang cubhakarma, hinganing kottamaning dadi wwang ika
Artinya :
Menjelma menjadi manusia itu adalah sungguh-sungguh utama sebanya demikian, karena ia dapat menolong dirinya dari keadaan sengsara (lahir dan mati berulang-ulang) dengan jalan berbuat baik; demikianlah keuntungannya dapat menjelma menjadi manusia.
"Sopanabhutan svargasya manusyam prapya durlabham, tathatmanam samadayad dhvamseta na punaryatha"
(Sarasamuscaya, Sloka 6)
Paramarthanya pengpenge ta pwa ka temwaniking si dadi wwang, durlabha wiya ta, saksat handaning mara ring swarga ika, sani mittaning tan tiba muwahta pwa dame lakena
Artinya :
Pergunakanlah dengan sebaik-baiknya kesempatan menjelma menjadi manusia ini, kesempatan yang sesungguhnya sulit diperoleh yang merupakan tangan untuk pergi ke sorga, segala sesuatu yang menyebabkan agar tidak jatuh lagi, itulah hendaknya dilakukan.
Demikianlah penjelasan dari beberapa sloka kitab Sarasamuscaya, yang memberikan lembaran kepada kita tentang keberadaan manusia menurut pandangan hindu. Manusia adalah Makhluk ciptaan tuhan yang sederajatnya tertinggi dan paling sempurna serta paling utama dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Kesempurnaan manusia karena memiliki bayu, sabda, dan idep. Tumbuh-tumbuhan hanya memiliki bayu, binatang memiliki bayu dan sabda. Dengan kelebihan yang dimiliki oleh manusia berupa idep, manusia dapat berfikir, memanfaatkan potensi otaknya untuk mengembangkan intelektualitasnya, rasionalitas, dan kreativitas dalam hubungannya dengan merumuskan gagasan, strategi, kebijakan, konsep-konsep pemikiran yang representatif yang diarahkan untuk memecahkan masalah dan peluang yang di hadapi.
Pikirkanlah yang menjadi sumber-sumber inovasi di dalam menciptakan fasilitas atau sarana-prasarana kehidupan manusia di dunia ini. Dengan perkataan lain, manusia berfikir artinya manusia sedang berupaya untuk mencari solusi berbagia masalah dan peluang yang dihadapinya. Di samping itu manusia berfikir berarti manusia merespon berbagai informasi yang diserap oleh panca indria, baik informasi kehidupan yang berhubungan dengan Tuhan, dengan sesama manusia, maupun informasi kehidupan yang berkaitan dengan alam sekitar.
Dengan idep/pikiran ini manusia diharapkan mampu memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk, kemudian memilih yang baik bahkan mampu merubah yang buruk menjadi baik. Namun kedudukan terhormat tersebut tidak otomatis dapat dinikmati oleh manusia dalam proses perjalanan hidupnya di bumi ini. Keberadaannya manusia seperti halya dapat diwujudkan melalui perjuangan yang sangat berat. Karena manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk yang paling sempurna sekaligus di dalam dirinya dibekali dua sifat yang antagonistis yang sangat kontradiktif, yakni terdapat sifat-sifat kedewataan, kearifan (daiwi sampat) dan sifat-sifat keraksasaan, keangkaramurkaan (asuri sampat).
0 Response to "Manusia menurut Weda"
Post a Comment