Piodalan Makna Kelahiran
PIODALAN MAKNA KELAHIRAN, Piodalan atau odalan artinya lahir atau kelahiran sebuah Pura dianggap lahir pada saat “Ngenteg Linggih” dalam bahasa sansekerta disebut Khumbha Abhisekam. Dalam pengertian kita yang awam, pada saat itulah Ida bathara mulai melinggih di pura ini. Sacara Tattwa dapat di jelaskan, pada saat itulah Pura diberikan tenaga kehidupan, prana atau jiwa, roh oleh Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi. Dan setelah itu Pura menjadi pusat kehidupan, ritual dan spiritual kita, Sebelum ngenteg linggih, Pura tidak lebih dari Tumpukkan Batu bata, semen, pasir dan besi beton, benda-benda materi yang akan hancur oleh waktu.
Sama Halnya dengan tubuh kita. Sebelum dimasuki olehJiwa, badan kita hanyalah tumpukan darah, daging dan tulang. Benda-benda materi yang juga lenyap oleh waktu. Tapi setelah dimasuki oleh jiwa atau Atman, badan ini menjadi hidup dan lahir kedunia. Setiap kelahiran selalu disambut dengan kebahagiaan. Lalu apa setelah lahir? Untuk apa kita lahir ke dunia ini? Pengalaman memberi tahu kita, setelah lahir kita tumbuh menjadi besar, dewasa, tua dan mati. Dan apa yang terjadi setelah mati? Apakah kita akan lenyap seperti pohon pisang yang mati? Apakah ada suatu yang tetap tinggal? Apakah kita akan lahir kembali dan mengulangi lagi proses lahir, tua dan mati tanpa henti? Seperti orang yang terus berjalan tanpa henti karena tidak memiliki tujuan. Agama Hindu menentukan Tujan bagi hidup manusia supaya kelahirannya ke dunia ini memiliki makna. Tujuan yang pertama adalah Dharma : memahami agama, artinya kebenaran, kita memahami apa yang benar dan apa yang salah, apa yang baik dan apa yang buruk. Dengan demikian kita akan hidup bermoral. Hidup yang berpegang kepada kebenaran sesuai agama kita. Dan dengan mental siap untuk menghadapi tantangan.
Tujuan kedua adalah Artha : Tanpa Artha tidak mungkin. Kita tidak mungkin menyelenggarakan hidup pribadi maupun sosial tanpa memiliki Artha. Bahkan kita tidak bisa membangun Pura dan menyelenggarakan upacara-upacara agama tanpa Artha. Jadi Artha penting sekali. Kita wajib mencari Artha. Dengan dasar Dharma, kita bisa mancari hartha sebesar kemampuan kita, melalui kerja keras dan cara yang jujur. Artha memang penting tapi bukan segalanya. Bilamana hidup kita hanya diisi dengan harta, maka ruang untuk kehidupan rohani tidak ada lagi. Kita lalu merendahkan diri kita menjadi sama dengan benda-benda mati. Bila kita Menggunakan sebagian harta kita untuk kebaikkan orang banyak, itu berarti kita menambah kekayaan rohani kita. Dengan demikian kita terangkat ke atas menjadi manusia Spiritual.
Tujuan yang ketiga adala Kama : dalam arti sempit kama adalah kesenangan karena hubungan yang harmonis suami istri yang syah. Tujuannya adalah untuk menciptakan keturunan dan memelihara cinta kasih suami istri. Dalam arti luas kama juga adalah kesenangan yang ditimbulkan oleh seni dan budaya. Kama dalam arti sempit, harus dipenuhi secukupnya saja. Tidak perlu berlebih-lebihan. Sebab kalau lebih dari takarannya, bisa membuat perkembangan spiritual dan bahkan bisa merusak kesehatan badan kita.
Tujuan yang keempat adalah Moksa : kebebasan, bebas dari penderitaan, dan berada dalam kebahagiaan abadi yang tidak lagi tergantung kepada kepuasan-kepuasan fisik. Seperti yang kita alami saat ini. Kita merasa bahagia karena kita ada dekat dengan Tuhan, sumber segalakebahagiaan, ( Sat Cit Ananda Brahman ) .
Tujuan hidup menurut Agama Hindu seperti sebuah tangga dengan empat anak tangga. Kita harus memperbaiki anak tangga itu satu demi satu supaya kita sampai di atas dengan selamat. Kita tidak boleh melompati atau mengabaikan salah satu anak tangga. Bila kita menapakinya satu demi satu maka tujuan hidup itu akan menjadi : Kebajikan (Virtues), Keberhasilan (Success), Kesenangan (pleasure) dan kebahagiaan sejati (Liberation). Tapi kalau kita melompati salah satu anak tangga, apa lagi kalau kita hanya menjejakan kaki pada “ Artha dan Kama “. Maka tujuan hidup kita akan menjadi : kepalsuan (Falsehood), kegagalan (Failure), Kesedihan (Sadness) dan Penderitaan (Suffering)
Jumlah dari tujuan hidup ada empat. Dua untuk Jiwa, yaitu Dharma dan Moksa. Dan dua lagi untuk badan, yaitu Artha dan Kama. Ini artinya Agama Hindu menghendaki supaya umatnya hidup seimbang, selaras antara kehidupan jiwa dan raga, badan jasmaninya dan rohani. Ibarat mobil, akinya harus segar, badannya juga harus kuat. Sekalipun badannya kuat kalau akinya suak, mobil juga tidak berguna. Jadi baik bodi maupun akinya harus dipelihara. Ada satu penelitian yang mengungkapkan bahwa orang-orang yang ke Pura secara teratur, usianya lebih panjang dari orang-orang yang jarang ke Pura. Mungkin karena mereka yang rajin ke Pura akinya terus disegarkan. Sedangkan yang jarang ke Pura akinya cepat kering. Seperti mikrolet yang terus jarang dipakai narik sepanjang Kalimalang (Jalan di depan Pura) Agung Tirta Bhuana, Bekasi ) tapi bodi dan akinya tidak dipelihara, pasti akan cepat Rusak. Ketika kita berada di halaman dalam Pura kita mencium bau dupa dan bunga yang harum, kita mendengar suara gentha pedanda dan pinandita yang bening, kita merasakan keheningan pikiran yang kita tujukan kepada Ida Sang Hyang Widhi, kita seolah-olah merasakan Tuhan turun ke bumi. Dan hati kita merasa tenang dan bahagia.
Sama Halnya dengan tubuh kita. Sebelum dimasuki olehJiwa, badan kita hanyalah tumpukan darah, daging dan tulang. Benda-benda materi yang juga lenyap oleh waktu. Tapi setelah dimasuki oleh jiwa atau Atman, badan ini menjadi hidup dan lahir kedunia. Setiap kelahiran selalu disambut dengan kebahagiaan. Lalu apa setelah lahir? Untuk apa kita lahir ke dunia ini? Pengalaman memberi tahu kita, setelah lahir kita tumbuh menjadi besar, dewasa, tua dan mati. Dan apa yang terjadi setelah mati? Apakah kita akan lenyap seperti pohon pisang yang mati? Apakah ada suatu yang tetap tinggal? Apakah kita akan lahir kembali dan mengulangi lagi proses lahir, tua dan mati tanpa henti? Seperti orang yang terus berjalan tanpa henti karena tidak memiliki tujuan. Agama Hindu menentukan Tujan bagi hidup manusia supaya kelahirannya ke dunia ini memiliki makna. Tujuan yang pertama adalah Dharma : memahami agama, artinya kebenaran, kita memahami apa yang benar dan apa yang salah, apa yang baik dan apa yang buruk. Dengan demikian kita akan hidup bermoral. Hidup yang berpegang kepada kebenaran sesuai agama kita. Dan dengan mental siap untuk menghadapi tantangan.
Tujuan kedua adalah Artha : Tanpa Artha tidak mungkin. Kita tidak mungkin menyelenggarakan hidup pribadi maupun sosial tanpa memiliki Artha. Bahkan kita tidak bisa membangun Pura dan menyelenggarakan upacara-upacara agama tanpa Artha. Jadi Artha penting sekali. Kita wajib mencari Artha. Dengan dasar Dharma, kita bisa mancari hartha sebesar kemampuan kita, melalui kerja keras dan cara yang jujur. Artha memang penting tapi bukan segalanya. Bilamana hidup kita hanya diisi dengan harta, maka ruang untuk kehidupan rohani tidak ada lagi. Kita lalu merendahkan diri kita menjadi sama dengan benda-benda mati. Bila kita Menggunakan sebagian harta kita untuk kebaikkan orang banyak, itu berarti kita menambah kekayaan rohani kita. Dengan demikian kita terangkat ke atas menjadi manusia Spiritual.
Tujuan yang ketiga adala Kama : dalam arti sempit kama adalah kesenangan karena hubungan yang harmonis suami istri yang syah. Tujuannya adalah untuk menciptakan keturunan dan memelihara cinta kasih suami istri. Dalam arti luas kama juga adalah kesenangan yang ditimbulkan oleh seni dan budaya. Kama dalam arti sempit, harus dipenuhi secukupnya saja. Tidak perlu berlebih-lebihan. Sebab kalau lebih dari takarannya, bisa membuat perkembangan spiritual dan bahkan bisa merusak kesehatan badan kita.
Tujuan yang keempat adalah Moksa : kebebasan, bebas dari penderitaan, dan berada dalam kebahagiaan abadi yang tidak lagi tergantung kepada kepuasan-kepuasan fisik. Seperti yang kita alami saat ini. Kita merasa bahagia karena kita ada dekat dengan Tuhan, sumber segalakebahagiaan, ( Sat Cit Ananda Brahman ) .
Tujuan hidup menurut Agama Hindu seperti sebuah tangga dengan empat anak tangga. Kita harus memperbaiki anak tangga itu satu demi satu supaya kita sampai di atas dengan selamat. Kita tidak boleh melompati atau mengabaikan salah satu anak tangga. Bila kita menapakinya satu demi satu maka tujuan hidup itu akan menjadi : Kebajikan (Virtues), Keberhasilan (Success), Kesenangan (pleasure) dan kebahagiaan sejati (Liberation). Tapi kalau kita melompati salah satu anak tangga, apa lagi kalau kita hanya menjejakan kaki pada “ Artha dan Kama “. Maka tujuan hidup kita akan menjadi : kepalsuan (Falsehood), kegagalan (Failure), Kesedihan (Sadness) dan Penderitaan (Suffering)
Jumlah dari tujuan hidup ada empat. Dua untuk Jiwa, yaitu Dharma dan Moksa. Dan dua lagi untuk badan, yaitu Artha dan Kama. Ini artinya Agama Hindu menghendaki supaya umatnya hidup seimbang, selaras antara kehidupan jiwa dan raga, badan jasmaninya dan rohani. Ibarat mobil, akinya harus segar, badannya juga harus kuat. Sekalipun badannya kuat kalau akinya suak, mobil juga tidak berguna. Jadi baik bodi maupun akinya harus dipelihara. Ada satu penelitian yang mengungkapkan bahwa orang-orang yang ke Pura secara teratur, usianya lebih panjang dari orang-orang yang jarang ke Pura. Mungkin karena mereka yang rajin ke Pura akinya terus disegarkan. Sedangkan yang jarang ke Pura akinya cepat kering. Seperti mikrolet yang terus jarang dipakai narik sepanjang Kalimalang (Jalan di depan Pura) Agung Tirta Bhuana, Bekasi ) tapi bodi dan akinya tidak dipelihara, pasti akan cepat Rusak. Ketika kita berada di halaman dalam Pura kita mencium bau dupa dan bunga yang harum, kita mendengar suara gentha pedanda dan pinandita yang bening, kita merasakan keheningan pikiran yang kita tujukan kepada Ida Sang Hyang Widhi, kita seolah-olah merasakan Tuhan turun ke bumi. Dan hati kita merasa tenang dan bahagia.
0 Response to "Piodalan Makna Kelahiran"
Post a Comment