loading...

Etika dan Susila Dalam Agama Hindu


ETIKA DAN SUSILA DALAM AGAMA HINDU, Manusia ada yang mempunyai kecendrungan baik, ada pula yang buruk. sifat-sifat itu dinyatakan dalam Subhakarma (Perbuatan Baik) dan Asubhakarma (Perbuatan Buruk). Yang digunakan mengatur baik atau buruk itu adalah Dharma, Dharma mengatur kehidupan didunia (Dharmena Vidhartha, Prajah). Dharma artinya hukum yang mengatur kehidupan manusia. Dharma merupakan perintah Tuhan. Sedangkan lawan dari Dharma adalah Adharma artinya yang bertentangan dengan Dharma. Adharma merupakan larangan Tuhan sumbernya adalah Asubhakarma. 

Orang yang melakukan Subhakarma disebut Sadhujana atau Sang Sajana sedangkan orang yang melakukan berbuat buruk disebut Dursila atau orang Papa. Dalam Kekawin Ramayana orang Sadhu Sajana dinyatakan sebagai berikut :

Prihen temen dharma dhumarang sarat
Saraga sang sadhu sireka tutana
Tanartha tan sama sidonya tan yasa
Ya Sakti sang sajnana dharma raksasa.

Artinya :
Usahakanlah agar Dharma digunakan mengatur Negara
Cita-Cita Sang Sadhu beliau itu patut dituruti
Tidak dikendalikan oleh harta, keinginan rendah.
Kekuatan Sang sajnana karena mengandung Dharma.

Orang Sadhujana adalah sabar, tidak kasar, tidak memikirkan akan cacat cela orang. Hanya kebajikkan sajalah yang dikerjakan, terutama kasih sayang terhadap sesama hidup. Sifat-sifat kebajikkan itu diuraikan dalam Sarascamuscaya Sloka 306 sebagai berikut

Kunang laksana sang sadhu tan agirang yan inalem,
Tan alara yan inind,
Tan kataman krodha pisaningun ujarakenang purusa wacana
Langgeng dhirahning manah nira.

Artinya :
Apapun ciri-ciri orang berbudi utama adalah tidak gembira bila dipuji
Tidak sedih bila di cela apapun tidak marah.
Tidak mungkin beliau mengucapkan kata-kata kasar.
Sebaliknya selalu tetap teguh dan suci, bersih pikiran.

Dengan pengertian Sloka tersebut maka selalu mawasdiri mengintropeksi diri Hamulat Sarira Hangroso Wani artinya dimana kita bisa mengontrol diri kita sendiri dalam prilaku hidup sehari-hari didalam lingkungan masyarakat dan dimana kita berada guna tercapainya tujuan hidup manusia dan tujuan hidup beragama. Dari beberapa contoh dalam prilaku atau mawas diri di dalam Agama Hindu antara lain sebagaiberikut. Trikaya Parisudha, Panca Yama Brata dan Nyama Brata Trikaya Parisudha yang mempunyai arti tiga dasar prilaku, manusia yang harus di sucikan, jadi Trikaya Parisudha ialah tiga dasar prilaku yaitu, Manacika, Wacika dan Kayika masing-masing dasar Prilakunya, Pikiran, Perkataan dan Perbuatan.

Dengan adanya pikiran yang baik akan timbul perkataan akan timbul perbuatan yang baik sehinga mewujutkan perbuatan yang baik, suci sebagai dasar prilaku kita, di Trikaya Parisudha timbulah sepuluh pengendalian diri yaitu tiga macam berdasar pikiran, empat macam berdasar perkataan dan tiga macam lagi berdasarkan perbuatan sebagai uraian dalam pustaka Carasamuscaya 

Tiga macam yang berdasarkan pikiran yaitu :
  1. Tidak menginkan sesuatu yang tidak mahal
  2. Tidak berpikir buruk terhadap makluk lain
  3. Tidak mengingkari akan adanya hukum Karma Phala
Empat macam berdasarkan pada perkataan yiitu :
  1. Tidak suka mencacimaki
  2. Tidak berkata kasar terhadap makluk lain
  3. Tidak mempfitnah
  4. Tidak ingkar pada janji atau ucapan
Tiga macam pengendalian diri berdasakan pebuatan yaitu :
  1. Tidak menyiksa atau membunuh makluk lain
  2. Tidak melakukan kecurangan terhadap harta benbda orang lain
  3. Tidak berjina.
Contoh lain dalam pengendalian diri yitu Panca Yama Brata, artinya lima macam pengendalian diri dalam hubungannya dengan perbuatan untuk mencapai kesempurnaan rohani dan kesucian bathin. Panca Yama Brata ini terdiri lima bagian yaitu :
  • Ahimsa artinya tidak menyakiti atau membunuh makluk lain dengen sewenang-wenang.
  • Brahmacari artinya tidak melakukan hubungan kelelamin selama menutut ilmu dan berarti juga pengedalian terhadap nafsu seks.
  • Satya artinya benar, setia dan jujur yang menyebabkan senangnya orang lain.
  • Awyawahara aatau Awyawaharika artinya melakukan usaha yang selalu bersumber kedamaian dan ketulusan
  • Sateya atau Astenya artinya tidak mencuri atau menggelapkan harta benda milik orang lain.
Berikut contoh pengendalian diri Panca Nyama Brata artinya lima macam pengendalian diri dalam tingkat mental untuk mencapai kesempurnaan dan kesucian bathin. Adapun bagian-bagian dari Panca Nyama Brata ini adalah ;
  • Akrodha artinya tidak marah.
  • Guru Susrusa artinya hormat, taat dan tekun melaksanakan ajaran dan nasehat-nasehat sang guru.
  • Sauca artinya kebersihan, kemurnian dan kesucian lahir bathin.
  • Aharalaghawa artinya pengaturan makanan dan minuman.
  • Apramada artinya taat tanpa kekaburan melakukan kewajiban dan mengamalkan ajaran-ajaran suci.
Hidup di zaman kaliyuga ini sungguh tidak menguntungkan, karena sangat sedikit sekali orang di zaman kaliyuga ini nilai-nilai luhur Agama. Kebanyakkan dari mereka menjalani hidup ini mengikuti keadaan zaman. Padahal keadaan zaman kaliyuga ini orang, orang-orangnya sekitar 75% tergolong tidak benar. Mereka selalu berupaya dengan berbagai cara untuk mengejar harta dan kekuasaan. Bila kita tidak berhati-hati menghadapi zaman ini, maka besar kemungkinan kita akan terseret ke lembah neraka. Untuk mehindari diri agar tidak tersesat ke lembah neraka, maka jangalah kebersihan dan kesucian. Ada bebera cara yang dapat kita lakukan untuk menyucikan diri yaitu : 

Mengendalikan pikiran Dalam kitab suci Veda Sarascaya, 79 tersurat :

Manasa niyatam krtva tato vaca vidhiyate, kriyate karmana paccat 
pradhanam vai manastatah.

Artinya :
Pikiran yang merupakan unsur yang menentukan jika penentuan perasaan hati telah terjadi, maka mulailah orang berkata,atau melakukan perbuatan, Oleh karena itukesemuanya untuk menuju kebaikan.

0 Response to "Etika dan Susila Dalam Agama Hindu"