TRI HITA KARANA, Istilah Tri Hita karana berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu dari kata Tri Hita dan Karana. Tri berarti tiga; hita berarti baik, senang, gembira, lestari; karana berarti penyebab atau sumber-nya sebab. Tri Hita karana berarti tiga buah unsur yang merupakan sumbernya sebab yang memungkinkan timbulnya kebaikan. ketiga unsur dimaksudkan dalam Tri Tita karana itu, yaitu unsur jiwa (Atma); unsur tenaga, kekuatan,prana; unsur badan wadah (Sarira).
kalau dilihat dari veda yang berkaitan dengan Tri Hita karana ini, nampak jelas tertuang dalam kekawin ramayana sargah I.3, yaitu bagaimana sang dasaratha berbuat kasih kepada sesama makhluk ciptaan tuhan, berbuat pemujaan kepada leluhur, dan pemujaan kepada deva-deva.
perilaku hubungan yang selaras, serasi dan seimbang manusia terhadap sesamanya, terhadap tuhannya, terhadap alam semesta beserta isinya akan menjadikan manusa utama seperti hal sang dasaratha. jadi tri hita karana sebagai perwujudan kesejahteraan dan kebahagiaan dimana ketiga unsur Ida Shang Hyang Widhi/tuhan (super natural power), manusia (micro cosmos), dan alam semesta/Bhuwana (Macrocosmos) harus saling menjaga. hal inilah yang menjadi pola dasar tatanan kehidupan umat hindu, yang dijadikan budaya perilaku sehari-hari, sehingga muncul konsep Tri Hita karana mengajarkan pola hubungan yang harmoni (selaras, serasi, dan seimbang) diantara ketiga sumber kesejahteraan dan kebahagiaan ini, yang terdiri dari unsur :
Parahayangan, harmonis antara manusia dengan sang pencipta (Brahman);
Pawongan, harmonis antara manusia dengan sesama manusia (microcos-mos);
Palemahan, harmonis antara manusia dengan Bhuwana (Macrocosmos.
Konsep ajaran Tri Hita karana ini, juga mendapat inspirasi dari Bhagawad Githa, III.10 yang Seloka bunyinya sebagai berikut :
Sahayajnah prajah srishtva
Puro'vacha prajapatih
Anena prasavishya dhvam
Esha vo'stv istha kamadhuk
Artinya :
Dahulu kala prajapati (Hyang Widhi) mencipta manusia bersama bakti persembahyangan dan berkata : dengan ini engkau akan berkembang biak dan biarlah ini jadi sapi perahanmu (Kamadhuk), yang dimaksud dengan sapi perahan, yang bisa memenuhi segala keinginan itu (Kamadhuk) tidak lain adalah bumi, ibu pertiwi ini, sebagaimana disebutkan dalam kitab Mahabrata (edisi Bom-bay VI.9.76) : Alam adalah pemberi segala kebaikan, alam adalah sapi yang bisa memenuhisegala keinginan (Kamadhuk). Hal ini jelas memberikan penegasan kepada kita bahwa cinta kasih dari seorang ibu terhadap anak-anaknya yang tiada terputus adalah ibarat cinta kasih ibu pertiwi (Alam Semesta) yang memberikan makanan yang tiada henti-hentinya kepada makhluk hidup sebagai anak-anaknya.
0 Response to "TRI HITA KARANA"
Post a Comment