Sebagian besar masyarakat mempersepsikan hari raya galungan hanya sekedar dipahami sebagai perayaan kemenangan dharma terhadap adharma. Karena perayaan yang didasarkan kepada pawukon, yaitu datangnya setiap 210 hari, sehingga beranggapan bahwa galungan termasuk hari raya yang kurang memancarkan bobot yang bernilai spiritual.
Penjelasan tentang dharma dikutip dari Bhagawad Gita Adhyaya XVI Sloka 1 - 3, dilengkapi dengan tujuh perwujudan dharma bersumber dari Whraspati Tattwa. Sedangkan sifat - prilaku - yang termasuk adharma dikutipnya dari Bhagawad Gita XVI sloka 4 dan sloka 21. Dari sloka 21 ini (kama, lobha, krodha) kemudian berkembang menjadi enam musuh (sad ripu), yaitu kama, lobha, krodha, Moha, mada dan matsarya. Maka enam musuh inilah yang harus dikalahkan yang secara metafisik puncak pertarungan itu terjadi sehari sebelum galungan, saat penampahan galungan. Kemenangan dharma terhadap adharma, idealnya adalah kemampuan kita untuk enam musuh yang merepotkan, menjadi enam sahabat yang memotivasi perjalanan hidup kita.
Nah, inilah yang disebut dengan kemenangan dharma dan kemenangan ini benar - benar akan mencerdaskan, yaitu meningkatkan kualitas daya pikir sebagai rajanya indria yang tentunya berdampak kepada kecerdasan fisik dan rohani, karena energi atau daya yang besar itu akan bermanfaat dengan baik. Dengan demikian, kita pantas merayakan kemenangan itu saat hari raya galungan. Tanpa memahami yang tersirat, yaitu mencerdaskan ini maka galungan akan di rasakan biasa saja tanpa manfaat.
Demikianlah artikel Hari Raya Galungan, Hari Kemenangan yang Mencerdaskan ini semoga bermanfaat bagi umat se- dharma.
0 Response to "Hari Raya Galungan, Hari Kemenangan Yang Mencerdaskan"
Post a Comment