Makna Kisah Lubdhaka, Kata Lubdhaka berarti pemburu. secara umum, pemburu adalah diartikan sebagai orang yang suka mengejar buruan yaitu binatang (Sattwa). Kata sattwa berasal dari kata sat yangartinya mulia sedangkan twa artinya sifat. Jadi, sattwa adalah sifat inti atau hakekat yang mulia. Tetapi. menurut beberapa snarasumber dibali, kata lubdhaka diidentikan dan di[pilah menjadi 2 kata yaitu: luba (loba) = rakus, dan drwaka (durhaka) = tidak mengidahkan aturan. sehingg, makna yang terkandung adalah orang yang ada dalam keadaaan gelap pengetahuan, yang penuh dengan kiasan adharma.
Lubdhaka dikisahkan tinggaldipuncak gunung yang indah. gunung di dalam bahasa sansekerta disebut acala, yaitu "yang tidak bergerak". bahkan dalam cerita Wrespati Kalpa, dikisahkan Bhatara Siwa dipuja dipuncak Gunung Kailash. Jadi, tempat tinggal Lubdhaka dipuncak gunung dapat diartikan bahwa ia adalah orang yang taat dan tekun memuja siwa (siwa lingga) atau yang sering disebut seorang yogi.
Alat berburu Lubdhaka berupa panah, yaitu simbol dari manah atau pikiran. dengan senjata pikira ia selalu berburu budhi sattwa dan mengendalikan indrianya (melupakan bekal makanan). binatang yang diburu diantaranya gajah, badak dan babi hutan. Dalam bahasa sansekerta gajah berarti Asti, simbolis dari Astiti Bhakti. Sedangkan, badak sama dengan warak bermakna tujuan. sedangkan babi hutan (Waraha) mengandung makna Wara Nugraha. Selanjutnya, terdapat simbol Harimau (Wiagra). Wiagra berasal dari kata wi (utama) dan agra (puncak). dengan demikian, wiagra mengandung makna puncak utama. puncak utama dalam kaitan pelaksanaan yoga adalah samadhi, yang berarti berkumpul atau kontak dengan yang maha mulia. mereka yang telah mencapai tingkat samadhi, segala papa nerakanya akan terbakar oleh api gaib yang timbul dari kematangan yoganya. Anugrah yang diterima sang yogi sebagai anugrah yang diterima si lubhdaka dari dewa siwa adalah manunggalnya atma dengan paramatman. Sebagaimana sabda Dewa Siwa, "Kantenanya tanera bheda awakta lawan iki sariraninghulun."Artinya, tiada bedanya dirimu dengan diri-ku. selain itu, dalam Wreshaspati Tattwa disebutkan bahwa seorang yogiswara yang tentu telah mencapai kesadaran diri, disebut sebagai seorang "pawak bhatara" dsn memiliki sifat-sifat Asta Iswarya. selain itu dalam kesehariannya dia akan menampakan sifat yang sesuai dengan kata samadhi tersebut, sama berarti sama dan dhi berati berpikir jadi, samadhi berarti berpikir sama atau seimbang. pikirannya tetap seimbang atau sama disaat menemukan kebahagiaan dan juga disaat menderita. dengan demikian binatang buruan tersebut mengandung makna bahwa lubhdaka dengan pikirannya yang dijiwai oleh budhi sattwam senantiasa melakukan perbuatan-perbuatan yang didasari oleh astiti bhakti dengan tujuan mendapatkan wara nugraha dari ida hyang widhi wasa (siwa).
Pada hari ke-14 paruh terang dibuan magha ini lubdhaka tumben mengalami kesialan, tidak mendapat binatang buruan sama sekali, ini adalah waktu kosmis yang tepat untuk melakukan laku spiritual. bulan dikatakan memiliki 16 kala kekuatan duniawi ini simbolik dari 1=6=7, yaitu Sapta Timira. pada hari ke-14 ini, menyimbolkan 1=4=5 dan melambangkan Panca Indra. Jadi, pada panglong ping 14 ini telah kehilangan 14 kala dan saat itu hanya masih tinggal 2 kala yakni raga (ego) dan kama (nafsu). jaddi, jika kedua kala tadi mampu kita kalahkan maka disana Siwa akan memberikan rahmatnya.
Lubdhaka menggunakan pakaian berwarna hitam kebiruan ketika akan berangkat berburu pada pagi hari, hitam adalah lambang keberanian, keperkasaan. pagi hari disebut brahman muhurta hari brahman, waktu yang baik untuk melakukan olah spiritual atau memuja tuhan.
Lubdhaka diceritakan berjalan sendirian ketika menyusuri hutan sambil mencari binatang buruan . hanya orang yang tidak mengenal atau mampu mengatasi rasa takut yang berani sendirian masuk hutan lebat. simbolik dari mengikuti jalan yang disebut Nirwiwti Marga jalan spritual bagi seorang pertapa atau jnanin. Dalam makna berangkat sendirian, maka tidak ada teman bicara itu berarti Mona Brata "tidak berbicara". ketika pergi kehutan pada hari itu, Lubdhaka berjalan ke arah timur laut. menuju arah suci merupakan sandi dari arah utara yang menyimbolkan siwa atau Iswara, siang, putih, terang, Simbolik paham sakti dengan paham siwa. Selama perjalanan. Lubdhaka banyak menemukan tempat suci yang rusak. hal ini merupakan simbolik dari merosotnya situasi politik dan merosotnya kehidupan religius umat hindu.
Tidak seekor binatangpun didapatkan. Binatang merupakan simbol "ego", yang berarti bahwa sifat binatang itu tidak lagi ditemukan pada diri sang pertapa. artinya pertapa berhasil memngalahkan keakuannya dan rasa kepemilikannya. tidak terasa senjapun tiba, merepresentasikan dari daya konsentrasi sang yogi sangat kuat. Vivekananda mengatakan bahwa, semakin banyak waktu yang terlewatkan tanpa kita perhatikan, semakin berhasil kita dalam konsentrasi. ketika yang lampau dan sekarang berdiam menjadi satu, berarti saat itulah pikiran memusat. Sandyakala adalah hari sandi antara terang dan gelap yang menyebabkan kenyataan menjadi tidak jelas. oleh karena seorang pertapa harus lebih awas dengan meningkatkan spiritualnya.
Tidak seekor binatangpun didapatkan. Binatang merupakan simbol "ego", yang berarti bahwa sifat binatang itu tidak lagi ditemukan pada diri sang pertapa. artinya pertapa berhasil memngalahkan keakuannya dan rasa kepemilikannya. tidak terasa senjapun tiba, merepresentasikan dari daya konsentrasi sang yogi sangat kuat. Vivekananda mengatakan bahwa, semakin banyak waktu yang terlewatkan tanpa kita perhatikan, semakin berhasil kita dalam konsentrasi. ketika yang lampau dan sekarang berdiam menjadi satu, berarti saat itulah pikiran memusat. Sandyakala adalah hari sandi antara terang dan gelap yang menyebabkan kenyataan menjadi tidak jelas. oleh karena seorang pertapa harus lebih awas dengan meningkatkan spiritualnya.
0 Response to "Makna Kisah Lubdhaka"
Post a Comment