loading...

Cara Mengenakan Pakaian Sembahyang Hindu Bali


Bagaimana tata cara berpakaian dalam persebahyangan umat hindu, agar sesuai dengan etika yang baik dan sopan? Bagi kamu yang suka tentang ada istiadat serta kebudayaan umat hindu khususnya di bali beginilah cara mengenakan pakaian sembahyang hindu bali. Sekilas kelihatan ribet padahal tidak sesulit itu loh..sangat mudah untuk melakukannya. Mau tau? Beginilah cara mengenakan pakaian sembahyang hindu bali.

Mengenal jenis jenis pakaian sembahyang umat hindu
Diantara beragam busana untuk ke Pura, busana persembahyangan yang paling menonjol, karena kegiatan inilah yang paling sering dilakukan, apalagi di kota-kota kegiatan 'ngayah' umumnya sudah makin berkurang. Pada pengemong pura ada kalanya membeli 'banten jadi'. Dahulu masyarakat Bali ke Pura sering menggunakan busana dengan warna-warna dipadu sedemikian rupa, sehingga menghasilkan paduan warna yang kontras namun serasi (warna-wrna Bali). Pemilihan warna-warna itu seolah-olah mencerminkan kecerahan hati mereka, ketika akan menghadap Sang Pencipta. Namun sekarang ada semacam kesepakatan sosial, kalau akan ke tempat suci (Pura) sebaiknya menggunakan kebaya dan kemeja yang berwarna putih atau kuning, karena kedua kedua warna itu oleh masyarakat Hindu di bali dianggap melambangkan kesucian.


Busana ke Pura terdiri atas :
Busana Wanita
Busana model ini masih terlihat digunakan di beberapa daerah pada saat upacara mepeed. Busana ini terdiri dari :
  • Pusung gonjer/ pusung tagel
  • Bunga mawar merah satu kuntum, cempaka putih/kuning lk 25 kuntum, bunga sandat emas 6 tangkai, dan puspo limbo 2 tangkai, bacangan 1 tangkai.
  • Subeng cerorot
  • Hiasan pada bagian badan terdiri dari:
  • Selendang tenunan bali, warnanya diserasikan dengan warna kebaya atau wastra
  • Kebaya (sekarang ada kecenderungan menggunakan warna putih atau kuning)
  • Wastra: tenunan Bali (endek, cembong, songket)
  • Stagen/longtorso yang senada dengan warna kebaya atau menggunakan angkin
Busana Pria
Pria biasaya menggunakan busana diantaranya :
  • Destar songket warna putih atau destar putih polos
  • Bunga segar ditelinga
  • Saput tenunan Bali
  • Hem/jas Bali (kemeja kerah berdiri) warna putih, krem
  • Umpal (tenunan Bali)
  • Alas kaki
  • Perhiasan (sesuai situasi dan kondisi)
Pakaian saat upacara persembahyangan sehari hari
Pada dasarnya tata busana yang digunakan pada saat berlangsungnya upacara keagamaan, yakni sesuai dengan konsepsi Tri Angga, yang terdiri dari :
  • Busana/pakaian pada Uttama Angga (kepala).
  • Busana/pakaian Madyama Angga (badan), dan
  • Busana/pakaian Kanistama Angga (dari pinggang ke bawah)
Dari ketiga unsur di atas dapat dibedakan antara pria dan wanita. Di samping itu penggunanan warna disesuaikan dengan jenis upacara Yajña yang bersangkutan. Misalnya, pakaian serba putih digunakan saat upacara dewa Yadnya, pakaian serba gelap (hitam) digunakan saat pitra yadanya (upacara kematian, ngaben). Pakaian kuning diperuntukan seorang Brahmacarin (bujang,belum menikah) dan pakaian warna merah diperuntukan bagi seorang Grahastin (sudah menikah).


Busana pada bagian kepala (utama angga) bagi masyarakat umum adalah udeng (destar), udeng (destar) sebagai simbol Om kara (tuhan), ikatan udeng mengelilingi kepala sehingga berbentuk lingkaran dan pada bagian ujung udeng diikatkan dengan ujung menghadap ke atas yang bermakna memusatkan pikiran kepada Hyang Kuasa (memuja tuhan ). aturan memakai udeng berdasarkan tradisi jika ke pura berwarna putih, simbol kesucian yang berarti memuja tuhan) sedangkan jika hendak melayat menggunakan udeng hitam yang melambang seseorang sedang berkabung.

Pada bagian madyama angga (badan) menggunakan baju sapari, pakaian untuk badan biasanya menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Bagian kanistama angga (pinggang ke bawah) menggunakan kamben, sesaput untuk pinggang dan sandal sebagai alas kaki.

Yang menjadi pertanyaan, mengapa mesti menggunakan kamben, sesaput yang kesmuanya berbentuk kain lembaran ? ternyata hal ini bersumberkan pada ajaran agama (kitab bhagavata purana), bahwa pakaian yang baik untuk digunakan sebagai persembahyangan adalah pakaian yang jaritannya sedikit (kain lembaran yang tidak dijarit, lihat kamben, saputan, udeng atau destar yang belum jadi), sehingga pakaian seperti celana jean dan yang sejenisnya yang banyak jaritan tidak baik digunakan sebagai pakaian persembahyangan. hal ini karena  berkaitan dengan himsa karma.

Berdasarkan uraian tersebut bahwa pakaian atau berbusana sembahyang berbeda dengan berbusana dalam keseharian. busana persembahyangan seharusnya dengan sedikit jaritan.

Pakaian saat ngaben , upacara kremasi



Pada umumnya masyarakat hindu saat upacara kremasi ataupun upacara ngaben berpakaian adat berwarna hitam. mulai dari udeng, baju safari, senteng, kain dan saput berwarna hitam semua, itu tanda bahwa masyarakat hindu sedang berduka.

0 Response to "Cara Mengenakan Pakaian Sembahyang Hindu Bali"