Pengertian Weda Smerti, Smerti adalah
Weda yang disusun kembali berdasarkan ingatan. Penyusunan ini didasarkan atas
pengelompokan isi materi secara sistematis menurut bidang profesi. Secara garis
besarnya Smerti dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yakni kelompok
Wedangga (Sadangga), dan kelompok Upaweda. Kelompok Wedangga, disebut juga
Sadangga. Wedangga terdiri dari enam bidang Weda, yaitu: Siksa
(Phonetika), isinya memuat petunjuk-petunjuk tentang cara yang tepat dalam
pengucapan mantra serta tinggi rendah tekanan suara.
- Wyakarana (Tatabahasa) merupakan suplemen batang tubuh untuk Weda dan dianggap sangat penting serta menentukan, karena untuk mengerti dan menghayati Weda Sruti, tidak mungkin tanpa bantuan pengertian dan bahasa yang benar.
- Chanda (Lagu), adalah cabang Weda yang khusus membahas aspek ikatan bahasa yang disebut lagu. Sejak dari sejarah penulisan Weda, peranan Chandra sangat penting. Karena dengan Chandra itu, semua ayat-ayat itu dapat dipelihara turun-temurun seperti nyanyian yang mudah diingat.
- Nirukta, memuat berbagai penafsiran otentik mengenai kata-kata yang terdapat di dalam Weda.
- Jyotisa (Astronomi), merupakan pelengkap Weda yang isinya memuat pokok-pokok ajaran astronomi yang diperlukan untuk pedoman dalam melakukan Yajna. Isinya adalah membahas tata surya, bulan dan badan angkasa lainnya yang dianggap mempunyai pengaruh di dalam pelaksanaan yadnya.
- Kalpa, merupakan kelompok Wedangga (Sadangga) yang terbesar dan penting. Menurut jenis isinya, Kalpa terbagi atas beberapa bidang, yaitu bidang Srauta, bidang Grhya, bidang Dharma, dan bidang Sulwa. Srauta memuat berbagai ajaran mengenai tata cara melakukan yajna, penebusan dosa dan lain-lain, terutama yang berhubungan dengan upacara keagamaan. Sedangkan kitab Ghryasutra, memuat berbagai ajaran mengenai peraturan pelaksanaan yadnya yang harus dilakukan oleh orang-orang yang berumah tangga. Lebih lanjut, bagian Dharmasutra adalah membahas berbagai aspek tentang peraturan hidup bermasyarakat dan bernegara. Dan Sulwasutra, adalah memuat peraturan-peraturan mengenai tata cara membuat tempat peribadatan. Misalnya Pura, Candi dan bangunan-bangunan suci lainnya yang berhubungan dengan ilmu arsitektur.
Kelompok Upaweda, adalah kelompok kedua yang sama pentingnya dengan Wedangga. Kelompok Upaweda terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
- Itihasa, merupakan jenis epos yang terdiri dari dua macam yaitu Ramayana dan Mahabharata. Kitab Ramayana ditulis oleh Rsi Walmiki. Seluruh isinya dikelompokkan ke dalam tujuh kanda dan berbentuk syair. Jumlah syairnya sekitar 24.000 syair. Adapun ketujuh kana tersebut adalah Ayodhya Kanda, Bala Kanda, Kiskinda Kanda, Sundara Kanda Yudha Kanda dan Utara Kanda. Tiap-tiap kanda itu merupakan satu kejadian yang menggambarkan cerita yang menarik. Di indonesia cerita Ramayana yang sangat populer yang digubah kedalam bentuk Kakawin dan berbahasa Jawa Kuno. Kakawin ini merupakan kakawin tertua yang disusun sekitar abad ke 8. Disamping Ramayana, epos besar lainnya adalah Mahabharata. Kita ini disusun oleh Maharsi Wyasa. Isinya adalah menceritakan kehidupan keluarga Bharata dan menggambarkan pecahnya perang saudara diantara bangsa Arya sendiri. Ditinjau dari arti kata itihasa (berasal dari kata “Iti”, ”ha” dan “asa”. Artinya adalah “sesungguhnya kejadian itu begitulah nyatanya”) maka Mahabharata itu gambaran sejarah, yang memuat mengenai kehidupan keagamaan, sosial dan politik menurut ajaran agama Hindu. Kitab Mahabharata meliputi 18 parwa, yaitu Adiparwa, Sabhaparwa, Wanaparwa, Wirataparwa, Udyoga-parwa, Bhismaparwa, Dronaparwa, Karnaparwa, Salyaparwa, Sauptikaparwa, Satiparwa, Anusasanaparwa, Aswamedhika-parwa, Asramawasikaparwa, Mausalaparwa, Mahaprastanika-parwa dan Swargarohanaparwa. Diantara parwa-parwa tersebut, terutama di dalam bhismaparwa terdapatlah kitab Bhagawad Gita, yang amat masyur isinya adalah wejangan Sri Krsna kepada Arjuna tentang ajaran filsafat yang amat tinggi.
- Purana merupakan kumpulan ceritera-ceritera kuno yang menyangkut penciptaan dunia dan silsilah para raja yang memerintah di dunia, juga menganai silsilah dewa-dewa dan bhatara, ceritera mengenai silsilah keturunan dan perkembangan dinasti Suryawangsa dan Candrawangsa serta memuat ceritera-ceritera yang menggambarkan pembuktian-pembuktian hukum yang pernah dijalankan. Selain itu Kitab Purana juga memuat pokok-pokok pemikiran yang menguraikan tentang ceritera kejadian alam semesta, doa-doa mantra untuk sembahyang cara melakukan puasa, tata cara upacara keagamaan dan petunjuk-petunjuk mengenai cara bertirtayatra atau berziarah ke tempat-tempat suci. Dan yang terpenting dari kitab-kitab purana adalah memuat pokok-pokok ajaran mengenai Theisme (Ketuhanan) yang dianut menurut berbagai madzab Hindu. Adapun kitab purana terdiri dari 18 buah, yaitu : Brahmanda Purana, Brahmawaiwarta Purana, Markandya Purana, Bhawisya Purana, Wamana Purana, Brahma Purana, Wisnu Purana, Narada Purana, Bhagawata Purana, Garuda Purana, Padma Purana, Wahara Purana, Matsya Purana, Kurma Purana, Lingga Purana Siwa Purana Skanda Purana, dan Agni Purana.
- Arthasastra adalah jenis Ilmu Pengetahuan Negara, Isinya merupakan pokok-pokok pikiran ilmu politik. Sebagai cabang Ilmu. Jenis Ilmu ini disebut Nitisastra atau Rajadhharma atau pula Dandaniti. Ada beberapa buku yang dikodifikasikan ke dalam jenis ini adalah kitab Usana, Nitisara, Sukraniti dan Arthasastra. Ada beberapa Acarya terkanal di bidang Nitisastra adalah Bhagawan Brhaspati, Bhagawan Usana, Bhagawan Parasara dan Rsi Canakya.
- Ayurweda, adalah kitab yang menyangkut bidang kesehatan jasmani dan rohani dengan berbagai sistem sifatnya. Ayurweda adalah filsafat kehidupan, baik etis maupun medis. Oleh karena demikian, maka luas lingkup kehidupan, ajaran yang dikodifikasikan di dalam Ayurweda meliputi bidang yang amat luas dan merupakan hal-hal yang hidup. Menurut isinya, ayurweda meliputi delapan bidang Ilmu, Yaitu Ilmu bedah, Ilmu Penyakit, Ilmu obat-obatan, ilmu Psikotherapi, Ilmu Pendidikan Anak-anak, (ilmu jiwa anak) Ilmu Toksikologi, Ilmu Muzizat dan Ilmu Jiwa Remaja. Disamping Ayurweda, ada pula kitab Carakasamhita yang ditulis oleh maha Rsi Punarwasu. Kitab ini pun memuat delapan bidang ajaran (ilmu). Yakni Ilmu Pengobatan, Ilmu mengenai berbagai jenis penyakit yang umum. Ilmu Pathologi, ilmu anatomi dan Ilmu Embriologi, Ilmu Diagnosis dan Praknosis, pokok-pokokIlimu Therapi. Kalpasthana dan Siddhisthana, Kitab yang sejenis pula dengan Ayurweda, adalah Kitab Yogasara dan Yogasastra. Kitab ini ditulis oleh Bhagawan Nagarjuna. Isinya memuat pokok-pokok Ilmu Yoga yang dirangkaikan dengan sistem Anatomi yang penting artinya dalam pembinaan kesehatan jasmani dan rohani.
- Gandharwaweda, adalah kitab yang membahas berbagai aspek cabang Ilmu seni. Ada beberapa buku penting yang termasuk Gandharwaweda ini adalah Nityasastra ( yang meliputi Nitya wedanggadan Dewadasasahasri) Rasarnawa, Rasaratna Saracamuccaya dan lain-lain.
Dari
uraian tersebut maka jelaslah bahwa kelompok Weda Smerti meliputi banyak buku
dan Kodifikasinya menurut jenis bidang-bidang tertentu. Ditambah lagi
Kitab-kitab Agama misalnya Saiwa Agama, Vaisnawa Agama dan Sakta Agama dan
kitab-kitab daesana yaitu Nyaya, Waisesika, Samkya, yoga Mimamsa dan wedanta.
Kedua terakhir ini termasuk golongan filsafat yang mengakui otoritas kitab Weda
dan mendasarkan ajarannya pada Upanisad. Dengan uraian ini kiranya dapat
diperkirakan betapa luas Weda itu, mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Di
dalam ajaran weda, yang perlu adalah disiplin Ilmu, karena tiap Ilmu akan
menunjuk pada satu aspek dengan sumber-sumber yang pasti pula. Hal inilah yang
perlu diperhatikan dan dihayati untuk dapat mengenal isi Weda secara sempurna.
0 Response to "Pengertian Weda Smerti"
Post a Comment