Glamour Saat Sembahyang, Belakangan ini terlihat saat umat pedek tangkil ke Pura seperti memakai acara persembahyangan sebagai ajang pamer kemewahan, Glamour, gaya hidup dan kekayaannya. Saya bingung menyaksikan fenomena seperti ini. Pertanyaannya pantaskah hal ini dilakukan bagi umat yang hendak melaksanakan persembahyangan?
Pamer pada umat lain bahwa dia adalah orang kaya, bergaya hidup modern, lalu berharap pujian, jelas model bhakti seperti ini, hanya mementingkan tampilan fisikal saja je pura mengedarai mobil mewah atau bebanten dari bahan impor. bukan kesalahan tetapi untuk hal-hal yang berhubungan dengan ritual-spiritual, kemegahan dan kemewahan tanpa disertai kebersihan, kesucian hati, pikiran, perkataan dan perbuatan yang tulus iklas tanpa pamrih akan sangat nista. Sebaliknya, meskipun penampilan sederhana, haturan apa adanya, tetapi didorong rasa bhakti yang tulus iklas tanpa pamrih yang tergambar dalam sikap dan perilakunya sopan santun, tentulah nilai utama yang didapatnya. Sebagaimana diajarkan di dalam ajaran yadnya, bukan kualitas materi yang dipentingkan, melainkan kualitas hati dan perilaku berbudi pekerti yang lebih dijunjung tinggi.
Di mata Ida Shang Hyang Widi Wasa, umat hanya dibedakan oleh kualitas karma dan atau bhaktinya. Unsur materi memang perlu tapi tidak terpenting. Bahkan menjadi orang punya apalagi sampai kaya-raya memang penting untuk diusahakan, karena memang diperlukan dan penting juga dalam kehidupan yang serba perlu harta. Tetapi patut diingat bahwa , dalam konteks bhakti harta hanyalah yadnya, bukan simbol penentu baik atau benar bukan diterima atau tidaknya bhakti kita. Jadi penampilan yang harmonis lebih penting dari yang glamor
0 Response to "Glamor Saat Sembahyang"
Post a Comment