loading...

Makna Upacara Pewintenan



Makna Upacara Pewintenan, Manusia dikatakan sebagai Mahkluk yang sempurna karena ia diberikan kekuatan dan kemampuan untuk berfikir serta berbuat atau bertindak secara arif dan bijaksana. Dasar kekuatan dan kemampuan inilah yang kemudian menghantarkan hidup manusia menuju kesempurnaan. Untuk mencapai kesempurnaan hidup itu sendiri Proses perjalanannya sungguh panjang dan berliku-liku, ibarat seorang ibu yang selalu bersabar menunggu kelahiran sang bayinya. Demikian halnya untukmelahirkan seorang bijaksana dan agung serta mulia tentu membutuhkan waktu yang cukup lama bahkan sulit untuk menentukan.

Dalam upaya mendorong pencapaian tujuan hidup suci tersebut, dibutuhkan suatu proses penyucian diri terutama jiwa dan pikiran itu sendiri melalui upacara yang disebut dengan Sarira Samskara. Upacara Sarira Samskara ini mengarahkan hidup bersih dan suci lahir batin, agar mampu menghindari perbuatan-perbuatan buruk atas dasar kesadaran diri pribadi. 

Dalam kitab Manawa Dharma Sastra Bab.V. Sloka 109 disebutkan :
"Tumbuh dibersihkan dengan air, pikiran disucikan dengan kejujuran dan kebenaran, rohani disucikan dengan pengetahuan suci dan tapabrata, akal atau kecerdasan disucikan dengan pengetahuan yang benar dan bijaksana"

Ajaran ini memberikan tuntunan kepada umat manusia dengan suatu harapan agar di dalam memelihara kebersihan diri lahir batin dan melihara kehidupan secara rohaniah hendaknya melalui jalan pengendalian diri inilah akan mampu mewujudkan sikap dan tingkah laku yang bijaksana, baik dalam berfikir, berkata maupun dalam perbuatan, yang lahir dari hati nurani dan terpancar dalam kehidupan sehari-hari. Demikian halnya bagi setiap orang yang dalam kesempatan hidupnya untuk melaksanakan upacara pembersihan diri atau penyucian dirinya secara lahir dan batin, merupakan tindakan yang positif,sebagaiwadah mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan.


Pengertian Pewintenan atau Mewinten
Upacara pawintenan atau mewinten merupakan puncak dari upacara manusia Yajna dalam upaya mengebangkan peningkatan diri manusia. Dalam kitab Manawa Dharma Sastra 26 dan 27 menyebutkan :

"Waidikaih karmabhih punyair, nyekadir dwijanmanam, kayah carira samskarah, pawanah pretya cahatah"

Artinya :
Sesuai dengan ketentuan-ketentuan pustaka Weda, upacara-upacara suci hendaknya dilakukan pada saat terjadi pembuahan dalam rahim ibu, serta upacara-upacara kemanusiaan lainnya, bagi orang bijaksana karena dapat mensucikan diri sendiri segala dosa dalam hidup ini maupun setelah meninggal dunia.

"Garnhair homair jatakarma, cauda maunjini bandhanah, baijikam garbhikan caino dwijanamapamrjyate"

Artinya :
Dengan upacara membakar bau-bauan harum pada waktu hamil, dengan upacara Jatakarma (kelahiran) upacara cauda (upacara gunting rambut pertama) dan upacara maunji bandana (upacara memberi kalung, gelang) maka segala kekotoran yang terdapat dari orang tua akan hilang, dari orang-orang bijaksana.

Kedua sloka tersebut menjelaskan bahwa upacara manusa yajya, bermaksna menyucikan diri manusia itu sendiri, bertujuan menyucikan tri sarira dari manusia itu sendiri. Bila tri sarira itu sudah suci akan sangat baik menjadi wadah untuk mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan. Tanpa mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan maka manusia akan kehilangan perikemanusiaannya.

Mawinten berasal dari bahasa jawa kuno, yang terdiri dari dua suku kata yakni kata mawi yang artinya menjadi dan kata inten artinya permata berwarna putih dengan cahayanya berkilau. jadi kata mawinten disini mengandung makna menjadikan manusia agar mampu memberikan cahaya berupa sinar sucinya, agar dapat mengantarkan hidup manusia di jalan kemuliaan.

Jenis-jenis upacara pawintenan atau Mawinten
  • Pawintenan Saraswati adalah pawintenan yang dilakukan paling awal pada tahapan hidup brahmacari.
  • Pawintenan Bunga adalah pewintenan bersifat khusus untuk menyucikan diri secara lahir batin.
  • Pawintenan Sari adalahmenyucikan diri lahir dan batin, agar bisa naik turun di pelinggih-pelinggih.
  • Pawintenan Mapedamal/Mapedilah adalah upacara pawintenan ini lebih tinggi tingkatannya dari pawintenan sari.
  • Pawintenan Samskara Eka Jati adalah Upacara pawintenan yang lebih tinggi tingkatannya dari pawintenan mepedamel.

Prosesi Upacara Pawintenan atau Mawinten
Mengenai prosesi dari pelaksanaan upacara pawintenan dan mawinten, menggambarkan tahapan-tahapan perjuangan seseorang untuk mecapai tingkatan kesucian hidup yang sejati. Pada umumnya pelaksanaan upacaranya dilaksanakan di tempat suci seperti pura, pemerajan/sanggah. prosesi pawinten atau mawinten bagi pemangku, dilaksanakan di tempat dimana mereka akan mengabdita, misalnya pure desa, pure puseh, pure dalem, pura dang kahyangan, sad kahyangan, kahyangan jagat, dan sanggah atau merajan. adapun mengenai pimpinan upacaranya adalah seorang pandita yang telah medwijati. umumnya pelasanaan upacaranya dilakukan saat menjelang upacara penyineban atau penutupan piodalan yang disebut dengan nyu rud hayu, nyrud artinya memohon dan hayu artinya kebaikan dan keselamatan.

0 Response to "Makna Upacara Pewintenan"