loading...

Tri Kaya Parisudha

TRI KAYA PARISUDHA


TRI KAYA PARISUDHA, Manusia ada yang mempunyai kecendrungan baik ada pula yang buruk. Sifat-sifat itu dinyatakan dalam Subhakarma (Perbuatan Baik) dan Asubhakarma (Perbuatan Buruk). Yang digunakan mengatur baik atau buruk itu adalah Dharma, Dharma mengatur kehidupan didunia (Dharmena Vidhrtha, Prajah). Dharma artinya hukum yang mengatur kehidupan manusia. Dharma merupakan perintah Tuhan. Sedangkan lawan dari Dharma adalah Adharma artinya yang bertentangan dengan Dharma. Adharma merupakan larangan Tuhan sumbernya adalah Asubha karma. Orang yang melakukan Subha karma disebut Sadhujana atau Sang Sajjana sedangkan orang yang melakukan berbuat buruk disebut Dursila atau orang Papa. Dalam Kekawin Ramayana orang Sadhu Sajjana dinyatakan sebagai berikut :

Prihentemen dharma dhumarangsarat
Saraga sang sadhu sirekatutana
Tanartha tan samasidonya tan yasa
YaSakti sang sajnana dharma raksasa.

Artinya :
Usahakanlah agar Dharma digunakan mengatur Negara Cita-Cita Sang Sadhu beliau itu patut dituruti Tidak dikendalikan oleh harta, keinginan rendah. Kekuatan Sang sajnana karena mengandung Dharma.

Orang Sadhujana adalah sabar, tidak kasar, tidak memikirkan akan cacat cela orang. Hanya kebajikkan sajalah yang dikerjakan, terutama kasih saying terhadap sesame hidup. Sifat-sifat kebajikkan itu diuraikan dalam Sarascamuscaya Sloka 306 sebagai berikut :

Kunanglaksana sang sadhu tan agirangyaninalem,
Tan alarayaninind,
Tan katamankrodhapisaningunujarakenangpurusawacana
Langgengdhirahningmanahnira.

Artinya :
Apapun ciri-ciri orang berbudi utama adalah tidak gembira bila dipuji Tidak sedih bila di cela apapun tidak marah. Tidak mungkin beliau mengucapkan kata-kata kasar. Sebaliknya selalu tetap teguh dan suci, bersih pikiran.


Dengan pengertian Sloka tersebut maka selalu mawas diri mengintropeksi diri Hamulat Sarira Hangroso Waniartinya dimana kita bias mengontrol diri kita sendiri dalam prilaku hidup sehari-hari di dalam lingkungan masyarakat dan dimana kita berada guna tercapainya tujuan hidup manusia dan tujuan hidup beragama. Dari beberapa contoh dalam prilaku atau mawas diri di dalam Agama Hindu antara lain sebagai berikut. Tri kaya Parisudha, Panca Yama Brata dan Nyama Brata Tri kaya Parisudha yang mempunyai arti tiga dasar prilaku, manusia yang harus di sucikan, jadi Tri kaya Parisudha ialah tiga dasar prilaku yaitu, Manacika, Wacika dan Kayika masing-masing dasar Prilakunya, Pikiran, Perkataan dan Perbuatan. Dengan adanya pikiran yang baik akan timbul perkataan akan timbul perbuatan yang baik sehinga mewujudkan perbuatan yang baik, suci sebagai dasar prilaku kita, di Tri kaya Parisudha timbulah sepuluh pengendalian diriya itu tiga macam berdasar pikiran, empat macam berdasar perkataan dan tiga macam lagi berdasarkan perbuatan sebagai uraian dalam pustaka Carasamuscaya :

Tiga macam yang berdasarkan pikiran yaitu :
Tidak menginkan sesuatu yang tidak mahal
Tidak berpikir buruk terhadap makhluk lain
Tidak mengingkari akan Karma Phala

Empat macam berdasarkan pada perkataan yaitu :
Tidak suka mencaci maki
Tidak berkata kasar terhadap makhluk lain
Tidak memfitnah
Tidak ingkar pada janji atau ucapan

Tiga macam pengendalian diri berdasakan perbuatan yaitu :
Tidak menyiksa atau membunuh makhluk lain
Tidak melakukan kecurangan terhadap harta benda orang lain
Tidak berjina

Contoh lain dalam pengendalian diri yaitu Panca Yama Brata, artinya lima macam pengendalian diri dalam hubungannya dengan perbuatan untuk mencapai kesempurnaan rohani dan kesucian bathin.

Panca Yama Brata ini terdiri lima bagian yaitu :
  1. Ahimsa artinya tidak menyakiti atau membunuh makhluk lain dengan sewenang-wenang.
  2. Brahmacari artinya tidak melakukan hubungan kelelamin selama menuntut ilmu dan berarti juga pengedalian terhadap nafsu seks.
  3. Satyaartinya benar, setia dan jujur yang menyebabkan senangnya orang lain.
  4. Awyawaharaa atau Awyawaharika artinya melakukan usaha yang selalu bersumber kedamaian dan ketulusan
  5. Asteya atau Astenya artinya tidak mencuri atau menggelapkan harta benda milik orang lain.

Berikut contoh pengendalian diri Panca Nyama Brata artinya lima macam pengendalian diri dalam tingkat mental untuk mencapai kesempurnaan dan kesucian bathin. Adapun bagian-bagian dari Panca Nyama Brataini adalah :

Akrodha artinya tidak marah.
Guru Susrusa artinya hormat, taat dan tekun melaksanakan ajaran dan nasehat-nasehat sang guru.
Sauca artinya kebersihan, kemurnian dan kesucian lahir bathin.
Aharalaghawa artinya pengaturan makanan dan minuman.
Apramada artinya taat tanpa kekaburan melakukan kewajiban dan mengamalkan ajaran-ajaran suci

Hidup di zaman kali yuga ini sungguh tidak menguntungkan, karena sangat sedikit sekali orang di zaman kali yuga ini nilai-nilai luhur agama. Kebanyakkan dari mereka menjalani hidup mengikuti keadaan zaman. Padahal keadaan zaman kali yuga ini orang, orang-orangnya sekitar 75% tergolong tidak benar. Mereka selalu berupaya dengan berbagai cara untuk mengejar harta dan kekuasaan. Bila kita tidak berhati-hati menghadapi zaman ini, maka besar kemungkinan kita akan terseret kelembah neraka. Untuk menghindari diri agar tidak tersesat kelembah neraka, maka jagalah kebersihan dan kesucian. Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menyucikan diri yaitu :

Mengendalikan pikiran
Dalam kita bsuci Veda Sarascaya, 79 tersurat :

Manasaniyatamkrtvatatovacavidhiyate,
yatekarmanapaccatpradhanamvaimanastatah.

Artinya :
Pikiran yang merupakan unsur yang menentukan jika penentuan perasaan hati telah terjadi, maka mulailah orang berkata, atau melakukan perbuatan.

0 Response to "Tri Kaya Parisudha"