Tradisi Weda
TRADISI WEDA, Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia adalah karena memiliki tradisi adat yang berbeda-beda. Tetapi diantara semua itu, daerah Bali dan Toraja kebetulan memiliki tradisi adat yang paling unik, yang tentu berbeda dengan daerah-daerah lainnya. Terutama sekali keunikan yang dimiliki pulau Bali, yang sudah terkenal diseluruh dunia. Karena itu pulau Bali akhirnya dikenal dengan sebutan pulau Dewata. Tetapi yang ingin penulis sampaikan, bukan tradisi seperti itu, tetapi Tradisi Veda. Sebab kebenaran didalamnya tidak pernah berubah, seperti bermacam tradisi kehidupan didunia, kenapa? Sebab kebenaran didalam tradisi Veda persis seperti air, yang selalu mengikuti bentuk sesuai dengan wadah yang menampungnya, walaupun demikian, air tetap saja air. Seperti misalnya : kebenaran yang ada dalam Sanatana Dharma. Senata, artinya abadi, yang tidak pernah mengalami perubahan. Sedangkan Dharma artinya kewajiban yang menyangkut peraturan hidup demi kebenaran, yang mesti ditaati serta dihayati (agama). Secara luas, Senatana Dharma juga berarti : kebenaran yang abadi yang selalu memenuhi, meresapi dan juga menopang/menyangga segala sesuatu yang ada di Alam semesta, agar terpelihara secara baik dan benar. inti kebenaran yang mencakup berbagai asfek kehidupan tidak pernah berubah, abadi sepanjang masa. Tetapi, tentu sangat berbeda dengan segala sesuatu yang ada didunia. Apapun bentuk atau wujudnya, pasti akan mengalami perubahan, sebab bahan dasar dari segala ciptaan itu semuanya sama, yang terdiri dari : tanah, air, api, udara dan akasa. Karena itu, inti tradisi Veda dari semenjak dulu sebenarnya tetap sama, yang berubah itu hanya kulit luarnya saja.
Kebenaran satu-satu nya di dunia
Dari waktu ke waktu, bentuk dan namanya telah berubah menjadi bermacam-macam agama dan keperca-yaan, tetapi kekuatan moral yang ada didalamnya tidak pernah berubah. Demikian pula nilai-nilai suci kebenaran, yang menyebabkan tradisi Veda mampu bertahan hingga sampai sekarang. karena ada empat pilar yang sangat kokoh menyangganya, yaitu :
“Satyam , Ritam , Prema dan Ahimsa .
Satyam :
Kebenaran yang meliputi alam semesta hanya satu adanya,tidak ada duanya dan tidak pernah mengalami perubahan. Boleh dikata kebenaran seperti itulah yang selalu menopang, mengikat, menimbang, mencerna dan juga mengawasi segalanya, termasuk tingkah laku makhluknya. Karena itu kebenaran adalah inti (roh) dari alam semesta, termasuk juga yang ada didalam makhluk (Paramatma). Orang-orang didunia kebanyakan melihat kebenaran hanya berdasarkan kulit luarnya saja, tanpa mencari serta mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.
Ritam :
Kebenaran berdasarkan hukum alam, yang keberadaan-nya tidak bisa ditawar-tawar lagi, misalnya, hitam ya hitam, bukan putih. Termasuk juga matahari, bulan, bumi dan bintang, semuanya bergerak sesuai dengan hukum alam, sesuai dengan kehendak dan kebesarannya. Akibat proses tersebut, semuanya bergerak sesuai dengan kehendaknya, tidak ada yang bertabrakan antara satu dengan lainnya. Demikian pula apapun yang kita lakukan, baik maupun buruk semua telah dirancang. Semua berdasarkan Karma phala yang artinya : buah dari hasil perbuatan. Karena itu, buah apapun yang kita tanam, pasti buah seperti itu pula yang akan kita petik. Kalau menginginkan ketenangan, jangan pernah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan Dharma, sebab hasilnya sudah pasti, penderitaan.
Prema :
Kekuatan bersumber dari kasih sayang yang menyebabkan kita mampu bertahan hidup, mampu menghadapi berbagai persoalan. Seperti seorang ibu terhadap anak-anaknya, seperti apapun masalah yang dihadapinya, seorang ibu rela berkhorban demi kepentingan anak-anaknya. Demikian pula Tuhan menciptakan alam semesta adalah karena kekuatan kasihnya, sebab kasih sayang adalah salah satu wujud Tuhan yang berupa ungkapan kata-kata, yang mampu menggerakan perasaan setiap orang untuk berkorban.
Ahimsa :
Adalah kelembutan yang datang dari kesadaran rohani, sehingga seseorang mampu untuk menjauhi segala bentuk kekerasan, yang hasilnya pasti cinta akan perdamaian, serta tidak pernah menyakiti makhluk lainnya. Kalau setiap orang telah melaksanakan ajaran ahimsa, perasaan kasih sayang yang ada didalam hati pasti akan muncul. sehingga orang tersebut akan menjadi penyabar, lemah lembut penuh dengan pengertian serta memiliki toleransi yang sangat tinggi terhadap sesamanya. Nah, keempat nilai-nilai luhur itu adalah inti dari ajaran Veda yang diciptakan Tuhan sebagai penyangganya, sehingga tradisi Veda bisa bertahan sampai sekarang.
Karena itu, Tradisi Veda sebenarnya merupakan satu-satunya agama yang muncul semenjak alam semesta diciptakan. Disamping itu, Dharma (Agama) sebenarnya merupakan kebenaran satu-satunya yang diciptakan Tuhan, demi ketenangan manusia dimuka bumi ini. sebab nilai-nilai suci yang terkandung didalam tradisi Veda, merupakan sumber kebenaran satu-satu yang muncul semenjak Alam Semesta diciptakan. Veda hanya satu-satunya, merupakan buku petunjuk untuk melindungi seluruh manusia dari berbagai kejahatan (Adharma). Tanpa memiliki moral yang baik, tanpa mematuhi ketentuan Veda, kehidupan di alam semesta pasti akan hancur. Oleh karena itu, kehidupan yang sewenang-wenang yang menyimpang dari ketentuan agama (Dharma) pasti menderita, seperti halnya setiap orang yang berhayal untuk mendapatkan kebebasan didunia, hidup mereka pasti tidak tenang, dan menderita selamanya. Karena itu, coba renungkan, sebagai manusia sering lupa bahwa kita sumbernya dari sesuatu yang sempurna, tetapi kita malahan sering berbuat yang tidak benar, berdasarkan pemikiran yang serba terbatas. Anehnya justru yang seperti itu malahan dicari serta dikejar oleh banyak orang, padahal semuanya tidak ada yang sempurna, dan tidak ada yang mampu untuk memuaskan nafsu keinginan setiap manusia.
Padahal didalam hati nurani setiap manusia ada kebenaran rohani yang bersifat kekal serta universal. Semestinya kebenaran yang seperti itu yang kita cari, merupakan harta karun yang tidak pernah ada habisnya. Memang benar, harta yang berupa pengetahuan suci, tidak bisa dilihat melalui kasat mata. Walaupun demikian, bukan berarti kebenaran maupun pengetahuan suci itu tidak ada. Tentu ada, sebab segala sesuatu yang tidak mampu dilihat oleh mata, belum tentu tidak ada, seperti misalnya bintang-bintang dilangit, yang jauhnya jutaan kilo meter tidak mungkin bisa dilihat. Kalau ingin menyaksikannya, harus dibantu dengan peralatan yang serba canggih. Jangankan bintang-bintang dilangit, sedangkan orang yang ada dibalik tembok saja,tidak mungkin bisa kita lihat. Sebab kemampuan mata kita serba terbatas, hanya untuk melihat sesuatu sesuai dengan batas yang telah ditentukan.
Nah, itu pula sebabnya, kita hanya mencari maupun melihat hanya sebatas yang bisa kita saksikan. Sedangkan segala bentuk yang ada dialam rohani tidak pernah kita cari, karena menganggap tidak nyata. Padahal segala sesuatu yang tidak kelihatan itu belum tentu tidak ada, seperti Tuhan misalnya. Walaupun tidak mampu kita lihat, tetap saja setiap orang percaya kalau Tuhan itu memang ada. Demikian pula kebenaran, walaupun tidak tampak, semestinya semua orang harus percaya kebenaran sejati sebenarnya hanya ada dialam rohani. Tetapi kenyataannya, semua orang tetap saja sibuk dengan berbagai kesenangan dunia. Sehingga kita tidak mengerti tentang kebenaran yang sesungguhnya, bahkan Tuhan sebagai pemilik serta penguasa, malahan sering kita lupakan.
Karena itu,percayalah, apabila pikiran diarahkan hanya soal dunia saja, didalam diri setiap orang akan muncul suatu khayalan. Setelah itu, pasti muncul keinginan, yang menyebabkan semua orang tergiur untuk mencari dan memiliki segala yang ada didunia, apapun resikonya. Demikianlah akhirnya, apabila kita tidak berhasil untuk memiliki semuanya, biasanya kita akan melakukan apa saja, untuk mendapatkannya. Karena itu, orang-orang yang keyakinan agamanya tidak kuat, pasti lebih cendrung untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama.
Itu pula sebabnya perbuatan yang tidak baik, seperti : pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, kerupsi dan lain sebagainya, memerlukan tingkat kesadaran rohani yang paling tinggi untuk mengatasinya. Sedangkan untuk mencapai kesadaran tersebut, sangat dibutuhkan pengetahuan Rohani yang berdasarkan ajaran agama yang benar. Tujuannya adalah untuk mencerdaskan tingkat kesadaran manusia, agar mampu untuk menghentikan proses berpikir yang serba palsu, yang disebabkan oleh berbagai keinginan yang tidak pernah ada habisnya. Kenapa harus begitu? Karena ego setiap orang selalu ingin berkuasa, ingin memiliki segala-galanya, bahkan juga ingin berkuasa seperti layaknya seorang dewa.
Padahal hanya Tuhan sebenarnya yang paling berkuasa, sedangkan manusia tugasnya hanya untuk berbhakti terhadapTuhan, serta saling melayani terhadap sesamanya. Tanpa semua itu manusia akan sibuk untuk berhayal, seperti halnya didalam pangung sandiwara. Apabila sebuah peranan sudah selesai dimainkan, saat itu pula kita sudah bukan siapa-siapa lagi. Demikian pula didalam kehidupan ini, yang bagaikan panggung sandiwara. Kita tidak boleh menginginkan peranan seenaknya, sebab ada sang sutrada yang akan mengaturnya. Kalau setiap keinginan harus diikuti, akibatnya pasti patal, kita tidak mungkin menuruti segala keinginan, sebab kemampuan kita sangat terbatas. Karena itu, pikiran seharusnya kita arahkan kedalam hati, untuk menyatu dengan percikan Tuhan yang ada didalamnya.
0 Response to "Tradisi Weda"
Post a Comment