BANTEN PITRE YADNYE
Om suastiastu,
Bahan dan Perlengkapan Upacare Pitre yadnye ,
Ngringkes : Memandikan jenasah/Ngereke sawe
Ngringkes : Memandikan jenasah/Ngereke sawe
1. Pepaga (tandu), bale pandyusangan.
2. Daun pisang (pisang
kapok) 2 lembar.
3. Kayu atau bamboo serta cabang
dapdap untuk tiang leluluhur (4 batang).
4. Ember dan gayung 3 buah untuk air jernih, air kumkuman, dan air asam).
5. Kekerik/Pisau ngerik kuku tangan/kaki (1 buah).
6. Sabun, sampo, handuk, sisir
minyak wangi.
7. Bantal kecil, alas kepala.
Bahan/eteh-eteh pengeringkesan ( pengelelet ) :
1.
Keramas (ambuh), dibuat dari parutan kelapa.
2. Bablonyoh putih kuning.
3. Kekosok dari beras
putih/kuning.
4. Boreh (lulur), gamongan, isen
dan kunyit
5. Telor ayam mentah ( 1 Butir ).
6. Kain putih :
a) Leluhur (2 M), dengan aksare Ongkare ngadeg.
b) Angkeb rai (muka), aksare
mangkare.
c) Angkeb baga/paste (kemaluan)
aksare ahkare.
7. Bahan simbolis dari sawe:
a) Pecahan cermin 2 buah.
b) Waje/baje (potongan kecil) 1 buah.
c) Daun gadung/sekape/meduri (1 lembar).
d) Daun teratai 1 lembar, Daun sirih 20 lembar.
e) Pusuh kembang menuh/melati 2 lembar.
f) Kembang jeleng 2 buah, daun intaran 2 buah.
Kwangen ( 7 buah)
1. 3 buah kwangen+pis bolong 11, untuk di kepala, dada, dan dihuluhati.
2. 4 buah kwangen+pis bolong 5, untuk di siku kanan/kiri, dan lutut kanan/kiri.
3. 1 buah kwangen disipsipkan pada lengan yang diitik-itik dengan pis bolong 11 buah, untuk pemuspan.
Kain untuk ngringkes :
1. Kain putih untuk ngulung sawe
: 2 m
2. Kain untuk busane sawe :
3. Laki laki : Umpal/Kampuh/kamen
(1,5 m), Sabuk/ikat pinggang secukupnya, destar.
4. Perempuan : Kamben (1,5M), tapih kain dalam (1,5M), ikat pinggang secukupnya dan senteng penutup dada secukupnya.
Tirte yang perlu disiapkan :
1. Tirtha Khayangan Tiga.
2. Tirta Pangentas metanem.
3. Tirtha dari khayangan/sanggah/pemrajan yang bersangkutan.
4. Tirtha pembersihan, tirte pengelukatan’
5. Tirte pengrinkesan.
Jika
semua khayangan diatas tidak ada, dirikanlah sanggah penyawangan yang bersifat sementara, dari sana nuur Hyang sesuwunan
1.
Pelaksanaan
A.
Ngringkes
1.
Memandikan jenasah
1. dituntun oleh pinandite pemangku.
2. Jenasah dibaringkan di tempat
memandikan Jenasah (Pepage/Dipan)
3. yg telah dialasai dengan daun pisang kapok (2 lbr) dan
diatas pepage dipasang Lelur/Ulap-ulap : kain putih yang dibentangkan yang telah dirajah ongkare.
4. Semua kain penutup/rurub
dibuka, kain penutup muka (Angkeb rai yang telah dirajah dgn Mangkare), dan kain penutup bage/pastre (kelamin) yang telah dirajah Ahkare) dipasang.
2.
Prosesi pemandian dimulai :
1. Bersihkan (mandi dan kreamas :
sabun mandi dan sampo) dengan air bersih, dari kepala dibersihkan dan dikeramas dengan kelapa parut.
2. Giginya dibersihkan dengan
sisig (beras/rengginang yang dibakar).
3. Sawe/jenasah diberi lulur
(boreh), gamongan bagian muka isen/lengkuas untuk badan dan kunyit untuk tangan dan kaki.
4.
Kekesok (beras putih dan kuning), yang putih dan kuning untuk seluruh tubuh dan Blonyoh yang putih untuk kepala dan
kuning untuk badan tangan dan kali.
5.
Untuk menghilangkan bau disiram dengan air asem.
6.
Untuk membuat wangi disiram dengan air kumkuman.
7.
Jenasah dikeringkan dengan handuk.
8.
Usapkan telor ayam mentah dari kepala hingga kaki.
9.
Tikar dan kain penggulungan, lalu ditaruh diatas pepage dibawah jenasah, sebelumnya daun alas pemandian jenasah ditarik,
3.
Posisi kain :
a) Paling bawah adalah tikar
pengulungan.
b) Diatasnya ditaruh kain putih
penggulungan (2 M).
1.
Untuk laki laki :
Diatasnya ditaruh
kampuh/saput agak keatas kalau
laki-laki), Diatas kampuh baru kamben/kain lebar dan sabuk. Juga buatkan udeng
2.
Untuk perempuan :
diatas kain penggulungan
dipasang kamben/kain lebar agak keatas, setelah itu ditarus kain dalam/tapih dan sabuk, selanjutnya kain penutup dada ditauh agak keatas supaya tepat dibawah ketiak. Setelah itu semua kain dipasang dan pelengkapannya bagaimana layaknya seorang laki atau permpuan memakai kain/mepayas.
Dilanjutkan dengan pemasangan
eteh-eteh Pembersihan:
a) Kuku tangan dan kuku kaki
dikerik dengan pisau.
b) Itik-itik (pengikat jempol
tangan dan kaki diikatkan).
c) Rambut diisi minyak rambut dan
disisir rapi lalu dipake udeng kalau laki-laki, dan perempuan dipusungkan.
d) Daun intaran dipasang dialis.
e) Cermin dipasang dikedua mata.
f) Di kedua lubang hidung diisi
pusuh menuh/melati.
g) Waje dipasang digigi.
h) Momon/Bunga medori putih
dipasang dimulut dengan posis permatanya ada dalam mulut.
Diatas dada ditaruh bije catur warna (putih, kuning, merah ,hitam).
Diatas dada ditaruh bije catur warna (putih, kuning, merah ,hitam).
i)
Kwangen (7 buah) dipasang pada : 1 buah di kepala, didada, dihulu hati
dan 2 bh disiku kanan/kiri, dan dilutut kanan/kiri.
j)
Sarana pamuspan bagi sawe (jenasah) 1 buah kawangen ditaruh ditangan yang sudah di iitik-itik arah dada.
k) Setelah siap semuanya barulah dimulai dengan upacara menggulung jenasah oleh pemangku (ekajati).
l)
Persaksian kpd Sang Hyang Siweraditya (Betare Surye), kepada sanggar Kemulan, dan pemberian sesaaji kpd sawe (jenasah).
Tirte yg digunakan pd saat pengringkesan adalah :
a) Tirte Penglukatan, Titer Pembersihan, Tirte kahyangan Jagat terakhir adalah tirte pengringkesan
dgn pemberian 3 kali di kepala, badan dan kaki. Lalu jenasah digulung dgn
posisi.
b) Laki laki, kain sebelah kanan
diatas Perempuan kain sebelah kiri diatas.
c) Bagian kepala dan kaki dibuat
pocongan.
d) Sawe/jenasah diangkat
dilempari telur ayam dari kepala menuju kakinya.
e) Tali wangke diikatkan pada
bagian atas tengan dan bawah.
3.
Persembahan :
a) Dipindahkan/ kembali di bale.
b) Kalo memakai peti : Dimasukkan
kedalam peti (diprayascite) dan ulap-ulap diatas ditaruh diatas
peti.
c) Peti diisi kain putih buat
penutup dan sekar sinom dipasang diatasnya dengan posisi 3 buah memanjang dan 3 buah melintang.
d) Anak-anak dan cucu dll, mesulub
(berjalan dibawah balai tempat mayat).
e) Diaturkan punjung dan tataban
satu soroh.
Muspe :Muspe, jenasah siap
diberangkatkan ke setre untuk dipendem atau kremasi Mertiwi/Mendem atau Agni
praline (Mekinsan digeni/ngaben).
4.
Prosesi di Kuburan atau diPerabuan.
1.
Menitip di Pertiwi(Mendem sawe).
a) Mempersiapkan bambang (liang
lahat) disetra sesuai dengan ukuran Banduse (pet jenasah) yaitu : panjang 2M, lebar
90 cm, kedalaman 1,5M.
b) Bambang dibersihkan dgn
tirteprayascite.
c) Sampe disetre sawe diputar 3
kali kekiri lalu sawe dimasukkan kedalam bambang yg sdh diprayascite dan diorobi sundih.
Selanjutnya :
Sawe dibuka tutupnya, jenasah
dibuka mukanya, kemudian disiapkan :
a) “ Banten Pejati ke Sang Hyang Siwe Raditya (Pejati Ke Sang hyang Prajapati agar menerima
atma/roh yg meninggal agar diampuni segala dosanya. Sang hyang Ibu Pertiwi.agar menerima unsur-unsur Pance Maha Butha, dan Sedahan Setra (Penghulunin bambang) agar tidak
menghalangi mendem sawe.
Selanjutnya :
a) Pemuput upacara (mangku/ekajati),
setelah puja astuti oleh pemangku dilanjutkan dengan pemercikan tirte yaitu Tirte pengentas, Penglukatan, Titer Pembersihan, dan Tirte Prajapati
(untuk memberi restu dan menjaga atma/roh orang yg meninggal), dan tirte sanggah kemulan.
b) Sawe ditimbun pelan-pelan.
c) Diisi sawen dgn pandan dan pinget
dgn batu padas tertulis nama.
d) Setelah datar dan digumukkan diadakan uparaca persembahan (punjung dan tataban satu soroh, demikian pula panjang hilalang, angkep nasi Bubuh pirate.
e) Pamuspan dari sejak mendem berturut-turut selama 3 (tiga)
hari dilakukan Ngunye yaitu mendokan Pitre/roh orang
meninggal secara bersama-sama dirumah duka.
5.
Upakare (Banten) :
Pemakaman dan Perabuan
Jenasah.
Upakare (banten) Pitre Yadnye
dibatasai pada upakare persiapan mulai dari memadikan jenasah, menggulung,
menghaturkan tarpane dan sampai pemakaman atau perabuan jenasah (nitip dipertiwi atau digeni).
Banten yang dipersiapkan al.:
a) Banten Pejati : banten yang
terdiri dari daksine, peras, ajuman, tipat Kelanandan segehan.
b) Bubur Pirate : dialasi dengan
daun 54 jumput, masing-masing ditancapkan padang lepas dan ambengan
(alang-alang) disertai sambal maja (renggina hitam), Bubur pirate putih 54 jumput
dan kuning 54 jumput sehingga berjumlah 108 jumput.
c) Nasi Angkeb : Sesenden (dulang
kecil), ditulisi padme diatasnya diisi alas tamas ental yang isinya 1
ceper jajan, pisang tape, nasi beralakan piring, dibawah nasi itu diisi daun cabe biru 11 lembar, plaus ental1, tubungan dengan kembang payas, sampian
angkep dengan daun ental, pule kerti, orti 2, benang tukelan berisi beras. Tuak 1 cambeng.
Punjungan :
Hidangan
yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, air, rokok, dll, sebagimana santapan biasa waktu masih hidup. Sedangkan Punjungan Putih kuning sama dengan pu jungan biasa hanya nasinya
berwarna kuning (pewarna kunir/kunyit).
Banten jaje seserodan
Kwangen :
Berbentuk
kojong, yang berisi porosan, base, sirih, diatasnya diiasi dgn chili, pelawa dan bunga serta uang kepeng. Didalam lontas Sri jaya kesunu disebutkan kwangen sebagai OM kare, yaitu kojongnya sbg Ongkare, lubang kojong sbg ardha candre, uang sbg windudan
hiasannya sbg nada, porosanya sebagai ardhanareswari
(purusa-pradana).
Pegulapan :
Dasarya taledan, ditengaghtengah tumpeng 2 bh, bantal 11 bh, berisi buah-buahan,
sampian nagasari, dibelakang tumpeng berisi lauk pauk dan kacang saur pake tingkih.
Pangambean :
Pasarnya taledan berisi 2 bh tumpeng,
didepannya kue-kue (sesenganan), buah-buahan (woh- wohan),
sampian, tumpeng dibelakang berisi lauk pauk, dan kacang saur
(rerasmen), tulung pangambean dua buah, nasi, diantara tulungnya tipat
pangambean satu buah.
Dapetan :
Dasarnya taledan ditengah tengah berisi 1
bh tumpeng, didepanya berisi kue-kue sesanganan, tebu
buah-buahan, sampian dapetan, lauk pauk dan kacang saur serta tingkih.
Pras :
Alas taledan diatasnya ditaruh kulit pras, diatasnya diisi sedikit beras, base tampelan, benang takelan. Pada bgn depan diletakkan
2 bh tumpeng lengkap dgn rerasmenan (lauk pauk), dibelakang tumpeng diisi buah-buahan
dan kue-kue/penganan, diatas ditaruh sampian pras dilengkapi dengan porosan, bunga dan
wangi-wangian.
Banten Pepegat
a) Alasnya sebuah Nyiru, diatasnya
taledan.
b) Raka-raka selengkapnya.
c) Nasinya dalam ceper 11
(sebelas), tumpeng kecil-kecil, 1 kojong rangkadan rerasman.
d) 11 (sebelas) sasap yang
beralaskan daun dadap dan daun temen,
diatas sasap berisi 1 kepeng uang bolong ,
diisi sedikit nasi maure yang berisi kacang saur, sekebis kebis kecil raka-raka, diisi tibah mentah
dan tibah metunu, sedikit gedang mentah dan gedang metunu, juga diisi “lulun Pabuan”, juga kelapa mentah
seiris kecil-kecil, sasap tersebut diatur dengan baik melingkar diatas banten tersebut.
e) Benang Tridatu dipotong kurang
lebih 20 cm.
f) Sebuah lilin, lilin dinyalakan
dan benang tri datu dibakar , menandakan putusnya hubungan dengan sawe.
g) Sampiyannya :
1. 2 buah sampiyan pusuh dgn
gantung-gantungannya.
2. 1 buah penyeneng, 1 bh pengurip.
3. 1 buah padme dan coblong..
4. 1 soroh tulung sayut.
5. 1 buah pabresian payasan.
6. 1 buah daksine.
7. 1 buah sodan cenik.
8. 1 tanaman kelanan.
9. 1 lies amuan-amuan yang
berguna untuk memercikkan tirte pamutus pada sawe.
h) Setelah selesai, para kelurga
dekat masing-masing mengambil satu sasap tersebut diletakkan pada tangan kiri menengkurep (telapak tangan menghadap kebawah), kemudian seolah-olah melempar tangan dibalik agar sasap terlempar jatuh. Secara simbolis para keluraga putus hubungan jadi tidak ingat terus.
i)
Prayascitte.
Terdiri dari sebuah kulit
sesayut, kulit peras, rerasmen, jajan, sorohan alit, pesucian, penyeneng, sampian
nagasari, babuu, padme, lis sanjata, kelapa gading, air bersih (toya
anyar), dan tirte. Untuk membuat lis sanjate dan padme diusahakan
dari daun kelapa gading.
Cara menyusunya : alasnya
menggunakan baki atau sejenisnya dan disusun berturut turut : Kulit
sesayut, kulit peras (berbentuk bundar), nasi di isi rerasmen, lima iris telur dadar,
diletakkan sesuai dengan arah mata angin dan perlengkapan lainnya ditaruh disekitarnya ,
kelapa gading dikastiri. Reringitan yang ada pada lis senjata : Bajre, Gade, Cakre dan naga pase.
j)
Sekar Ure
Terdiri dari Samsam, Bunga/kwangen, Uang Kepeng dan bije.
A. Upakare/Banten untuk
Memandikan Jenasah/menggulung jenasah di
rumah duka.
1) Pras. Ajuman, Daksine, Canang
sari, dan segehan : (Surye, sanggar kemulan, & di lebuh).
2) Banten arepan pemangku :
Pras, ajuman, daksine, canang sari, tirta penglukatan, tirte pengringkes. Saji tarpane untuk sawe :
Pras, ajuman, daksine, canang sari, bubur pirate, punjungan putih kuning, nasi angkeb, dan beras catur.
3) Banten teben : segehan. Kelengkapan lain : Kwangen dan sekar ure.
B. Upakare/Banten untuk Pemakaman
(Mretiwi) dan Memperabukan.
1) Pras, Ajuman, Daksine, Canang
sari danN segehan : (Surye, Pretiwi, Prajapati, Sedehan setra, dan diperabukan ke
SangHyang Agni.
2) Banten arepan pemangku :
Pras, ajuman, daksine, canang sari, tirte penglukatan, Tirte Pebersihan, dan Tirte pakuluh, dan Prayascitte.
3) Daksine di pemendeman atau di
pengesengan.
4) Banten Banbang (Liang lahat) :
Pras, Ajuman Daksine, Canang sari, Prayasciite).
C. Upakare/Banten untuk ngreka
tulang & Nganyut :
1) Pras, Ajuman, Daksine, Canang
sari, Segehan, (Surye dan Banten Nganyut).
2) Banten arepan mangku :
Pras, ajuman, daksine, canang sari,
tirte
3) penglukatan, Tirte Pebersihan,
dan Tirte pekuluh dan toye bungkah nyuh gading.
4) Banten untuk ngreka tulang :
Pras, Ajuman, dan canang sari.
5) Kwangen untuk ngreka tulang :
7 buah.
6) Banten Teben : Segehan mance
warne.
7) Banten prayascitte : untuk
pembersihan umat.
D. Banten Nunas Tirte
Berupa “ Pejati” , ke Pure Dalem, Pure Prajapati, Pure Segare, Mrajan/Pure Penyungsungan.
“Om santi santi santi om”
0 Response to "Banten Pitre Yadnye"
Post a Comment