Pasraman adalah lembaga pendidikan khusus bidang agama hindu. Lembaga ini merupakan alternatif, karena pendidikan agama hindu yang diajarkan di sekolah formal umumnya hanya diajarkan sebagai ilmu pengetahuan, sedangkan di pasraman tidak sebatas ilmu pengetahuan, melaikan sebagai bentuk latihan disiplin spiritual dan latihan menata hidup yang baik.
Kata pasraman berasal dari kata "Asrama" yang artinya tempat berlangsungnya proses belajar mengajar atau pendidikan. Pendidikan pasraman menekankan pada disiplin diri, mengembangkan akhlak mulia dan sifat-sifat yang rajin, suka bekerja keras, pengekangan hawa nafsu dan gemar untuk menolong orang lain. Berdasarkan PP No 552007, Pasraman adalah satuan pendidikan keagamaan hindu pada jalur pendidikan formal dan non formal, yang didalamnya juga menyelenggarakan pendidikan agama hindu sebagai pelengkap bagi siswa PAUD/SD/SMP/SMA/SMK Sederajat.
Sebagai besar konsep pasraman yang berkembang sekarang diadopsi dari sistem pendidikan hindu zaman dahulu di India, sebagaimana disuratkan dalam kitab suci Weda dan hingga kini masih tetap terpelihara. Sistem ashram menggambarkan hubungan yang akrab antara para guru dengan para sisya (siswa), bagaikan dalam sebuah keluarga. Oleh karena itu, sistem ini dikenal pula dengan nama sistem pendidikan gurukula. Beberapa anak didik tinggal di pasraman bersama guru sebagai anggota keluarga dan para guru bertindak sebagai orang tua siswa sendiri. Proses pendidikan di pasraman dari masa lampau itu masih tetap berlangsung sampai saat ini dikenal pula dengan istilah lainnya yakni parampara, di Jawa dan di Bali dikenal dengan istilah padepokan atau aguron-guron.
Saat ini, kita banyak ditemukan bahwa pengelolaan pasraman sangat sederhana bahkan terkesan masih bersifat kekeluargaan, identik dengan sistem pendidikan gurukula. Padahal pasraman mengemban visi yang sangat baik, yaitu membangun dan meningkatkan perilaku yang baik dari peserta didik, sehingga dengan demikian diperlukan suatu cara untuk menggagas pengelolaan pasraman agar dapat dikelola dengan baik.
Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sebuah pasraman, akan sangat bergantung kepada manajemen yang digunakan dalam pasraman yang bersangkutan. Manajemen tersebut akan efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang profesional untuk mengoprasikan pasraman tersebut, serta adanya kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan karakteristik siswa, serta dimilikinya kemampuan dan komitmen tenaga pendidik yang handal, dilengkapi sarana-prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar, adanya dana yang cukup untuk menggaji staf sesuai dengan fungsinya, disertai adanya partisipasi masyarakat yang tinggi. Bila salah satu hal diatas tidak sesuai dengan yang diharapkan dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka efektifitas dan efisiensi pengelola pasraman tersebut kuranglah optimal.
Di waktu lalu, pengelola pasraman seringkali menerapkan pola manajemen yang berorientasi pada penanaman jiwa ketulusan, keiklasan dan kesukarelaan. Konsep tersebut menjiwai hampir semua aktivitas pada pasraman. Konsep tersebut pada masa lalu banyak memiliki kelemahan karena tidak diimbangi dengan kemampuan manajemen modern, sehingga tampak kurang beraturan dan kurang efisien. Konsep pengembangan manajemen pasraman yang lebih baik, haruslah lebih akomodatif terhadap perubahan yang serba cepat dalam era global saat ini. Oleh karena itu idealisme "meyadnya" dalam pengelolaan harus dilapisi dengan profesionalisme yang memadai, sehingga dapat menghasilkan kombinasi yang ideal dan utuh yaitu idealism-profesionalisme. Dengan kombinasi konsep manajemen yang ideal tersebut diharapkan akan tetap dapat mempertahankan eksistensi pasraman di satu sisi, serta dapat meningkatkan daya kompetitif pasraman dalam era global disisi lainnya. Kombinasi tersebut dapat menghasilkan konsep manajemen pasraman dengan karakteristik baru yang ideal atau boleh kita katakan pengelolaannya dinamakan sebagai manajemen berbasis pasraman. Dengan manajemen berbasis pasraman, diharapkan akan dapat menghasilkan karakteristik pengelolaan pasraman yang lebih efektif.
Karakateristik manajemen berbasis pasraman baru tersebut dapat dilaksanakan dengan pendekatan sistem, yaitu dari sisi input-proses-output. Hal itu didasari atas pemikiran bahwa pasraman merupakan suatu sistem sehingga menguraikan karakteristik manajemen berbasis pasraman juga didasarkan pada ketiga hal tersebut. Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input mengingat output memiliki tingkat kepentingan tertinggi, sedangkan proses memiliki itngkat kepentingan satu tingkat lebih rendah dari pada output, dan input memiliki tingkat lebih rendah dari pada output.
Kalau selama ini banyak pasraman yang kesulitan di bidang dana, maka cara mengatasi masalah tersebut agar jalannya pasraman bisa terus berlanjut, ada beberapa cara yang dapat ditempuh, diantaranya :
- Mengajukan proposal bantuan finansial ke pemerintah, khususnya Dinas Agama yang ada di daerah setempat atau ke Ditjen Agama Hindu Kementerian Agama.
- Mengajukan proposal bantuan finansial ke pemerintah daerah (Gubernur/Bupati/Walikota).
- Mengedarkan surat permohonan bantuan kepada orang tua atau wali siswa;
- Mengajukan proposal bantuan finansial kepada para pengusaha/perusahaan sekitar sebagai wujud kegiatan corporate social responsibility.
- Mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat mendatangkan keuntungan uang, seperti bazzar dan yang sejenisnya;
- Memberdayakan dana punia;
- Memberdayakan solideritas anggota organisasi keagamaan yang menaungi lembaga pendidikan hindu.
Demikian pengelola pasraman mau tidak mau haruslah transparan dan akuntabel, agar kepercayaan masyarakat bisa tumbuh, sehingga rela untuk memberi bantuan. Jika tidak, jangan harap pasraman akan bisa memperoleh bantuan secara optimal.
0 Response to "Pasraman: Harus Transparan dan Akuntabel"
Post a Comment